Secarategas, sesungguhnya ajaran Islam terkait etika bermedia sudah ada. Setidaknya terdapat beberapa etika yang dimaksud. Pertama, tabayyun (cek dan ricek). Benar bahwa Islam tidak alergi Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Pembahasan dalam konvensi naskah selalu berkaitan dengan sebuah karangan karena naskah berarti karangan yang akan dicetak atau diterbitkan atau pun bermakna sebagai bahan – bahan berita yang siap untuk di set. Dari segi persyaratan sebuah karya dapat dibedakan menjadi 1. Karya yang dilakukan secara formal, adalah suatu karangan yang memenuhi semua persyaratan ilmiah yang dituntut oleh konvensi. Contoh makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan kerja atau penelitian lapangan, laporan hasil penelitian umum. 2. Karya yang dilakukan secara semi-formal, yaitu sebuah karangan yang tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Contoh editorial, reportase, artikel. 3. Karya yang dilakukan secara non-formal, yaitu sebuah karangan yang tidak memenuhi syarat – syarat formalnya. Contoh anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama. Konvensi Naskah pada Karya Formal Pembahasan mengenai konvensi naskah selalu berhubungan dengan karya formal karena karangan ini dituntut untuk memenuhi persyaratan-persyaratan formal oleh konvensi. Karya yang dilakukan secara formal terdapat beberapa bentuk 1 Makalah Karangan ini biasanya ditulis untuk memenuhi tugas semester perkuliahan mata kuliah tertentu. Selain digunakan sebagai tugas, bagi mahasiswa bahasa Indonesia makalah merupakan bentuk dari pengembangan diri dan implementasi mahasiswa dalam bidang keilmuwannya. 2 Skripsi Tulisan hasil penelitian ini tentang taraf atau mutu ilmiahnya dapat teruji dalam proses siding yang tujuannya untuk menguji pertanggungjawaban ilmiah penulisnya dalam rangka penyelesaian studi Jenjang S-1. 3 Tesis Tesis merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan penelitian dan ditempuh untuk menempuh ujian akhir Jenjang S-2. Di dalamnya terungkap kebenaran – kebenaran dan pemikiran – pemikiran ilmiah tentang suatu masalah, selain itu juga terungkap sumbangan pemikiran baru untuk pengembangan atau pemecahan masalah yang dibahas didalamnya. 4 Disertasi Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan penelitian untuk memenuhi syarat menempuh ujian akhir Jenjang S-3. Di dalamnya, selain terungkap kebenaran – kebenaran dan pemikiran – pemikiran ilmiah, juga terungkap penemuan – penemuan baru yang berupa prinsip – prinsip, dalil – dalil, atau teori – teori yang terkait dengan masalah yang didalaminya melalui penelitian tadi. 5 Laporan Kerja atau Penelitian Lapangan Tulisan ilmiah ini disusun berdasarkan hasil observasi lapangan bukan hasil riset tentang topik atau masalah tertentu. Dalam mengkaji hasil observasi tersebut digunakan landasan studi kepustakaan yang relevan. Bentuk tulisan ilmiah ini digunakan untuk memenuhi syarat ujian akhir jenjang diploma. 6 Laporan Hasil Penelitian Umum Laporan Penelitian Umum adalah karangan hasil penelitian baik yang setaraf dengan studi lapangan maupun yang lebih tinggi dari itu yang ditujukan untuk proyek penelitian tertentu. Syarat Formal Penulisan sebuah Naskah Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal yang berupa kebahasan yang baik, benar, cermat, logis penguasaan, wawasan keilmuwan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis. Persyaratan formal bentuk lahiriah yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup. Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan A. Bagian Pelengkap Pendahuluan a. Judul Pendahuluan Judul Sampul b. Halaman Judul c. Halaman Persembahan kalau ada d. Halaman Pengesahan kalau ada e. Abstrak f. Kata Pengantar g. Daftar Isi h. Daftar Gambar kalau ada i. Daftar Tabel kalau ada B. Bagian Isi Karangan a. Pendahuluan b. Tubuh Karangan c. Kesimpulan C. Bagian Pelengkap Penutup a. Daftar Pustaka Bibliografi b. Lampiran Apendix c. Indeks d. Riwayat Hidup Penulis Model Makalah Sederhana Model Makalah Lengkap Halaman Judul dan Identitas Universitas/Kampus Pendahuluan Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka Halaman Judul dan Identitas Universitas/Kampus Nama Penulis dan NIM pengarang Kata Pengantar Daftar Isi Abstrak Pendahuluan termasuk perumusan masalah, tinjauan pustaka, dan manfaat Kajian Teori dan Pustaka Metode Penelitian Hasil Penelitan dan Pembahasan Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran apabila diperlukan Sistematika Penulisan Skripsi secara Umum Halaman Judul Halaman Pengesahan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Pendahuluan Kajian Teori dan Pustaka Metode Penelitian Analisis Data dan Pembahasan Simpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran bila diperlukan A. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian ini disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. a. Judul Pendahuluan Judul Sampul dan Halaman Judul Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan ditulis dengan huruf kapital. Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang penyusun, kelengkapan identitas pengarang nomor induk/registrasi, fakultas, universitas, nama kota dan tahun penulisan. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penyusunan judul untuk memberikan daya tarik pembaca sebagai berikut 1 Judul menggambarkan kesuluruhan isi karangan yaitu berupa cerminan dari jiwa seluruh isi tulisan, tujuan, dan ruang lingkup. 2 Judul harus menarik pembaca maupun penulisnya. 3 Judul pada karangan formal ditulis pada posisi tengah secara simetri dan agak keatas. 4 Hindari ada kata sambung dalam judul misalnya untuk, yang, bagi, kepada, dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah, laporan kerja atau skripsi pada halaman judul Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal Judul diketik dengan huruf kapital. Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat. Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, dibawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa/Nomor Pokok Mahasiswa. Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo. Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, universitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital. Komposisi tidak menarik. Tidak estetik, misal hiasan gambar tidak relevan. Variasi huruf jenis huruf. Kata “ditulis oleh” menjadi “disusun oleh”. Hiasan, tanda-tanda, atau garis, yang tidak berfungsi. Kata-kata yang berisi slogan. Ungkapan Emosional. Menuliskan kata-kata yang tidak berfungsi. Contoh halaman judul laporan kerja AKTIVITAS CUSTOMER SERVICE MEDIA INDONESIA DALAM MENYELENGGARAKAN PROGRAM PELATIHAN JURNALISTIK RUBRIK MUDA LAPORAN TUGAS AKHIR HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN Diajukan untuk melengkapi persyaratan Diploma III Politeknik Disusun Oleh Dwi Apriani Izzati NIM 1506048X Program Studi Administrasi Bisnis JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI JAKARTA JAKARTA 2011 b. Halaman Persembahan Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya Kutulis novel ini dengan cahaya cinta untuk mahar menyunting belahan jiwa, Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm. Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin. novel Ayat-ayat Cinta Contoh untuk Tugas Akhir Tugas Akhir ini penulis dedikasikan kepada Yang Mulia Ayahanda Drs. Min Ho, MM Ibunda Victoria, SE Yang tercinta Adik-adikku 1. Annisa Octaviani 2. Sentika Sari Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku. c. Halaman Pengesahan Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya baik non-fiksi maupun fiksi tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya. Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan. Hal-hal yang harus dihindarkan 1 Menggunakan titik atau koma pada akhir nama. 2 Tulisan melampaui garis tepi. 3 Menulis nama tidak lengkap. 4 Menggunakan huruf yang tidak standar. 5 Tidak mencantumkan gelar akademis. Contoh Lembar Pengesahan LEMBAR PENGESAHAN Diterima dan Disahkan Oleh Tim Penguji Jurusan Adminstrasi Niaga Politeknik Negeri Jakarta Agustus 2009 Penguji I Penguji II Maswir, Dra. SEL. Niggarwati NIP. 1956198 19810 1 001 NIP. 1959506 19803 2 001 Ketua Sidang Nining Latianingsih, NIP. 1962130 19903 2 001 d. Abstraksi Tulisan abstrak tidak boleh lebih dari satu lembar. Diketik satu spasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun abstraksi, antara lain 1 Menggambarkan isi tulisan/karangan. 2 Maksimum 200 kata. 3 Ditulis dalam bahasa Inggris untuk artikel berbahasa Indonesia, atau berbahasa Indonesia untuk artikel berbahasa Inggris. e. Kata Pengantar Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut 1 Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2 Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah. 3 Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah. 4 Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga. 5 Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu. 6 Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan. 7 Harapan penulis atas karangan tersebut. 8 Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran. Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan. Hal-hal yang harus dihindarkan 1 Menguraikan isi karangan. 2 Mengungkapkan perasaan berlebihan. 3 Menyalahi kaidah bahasa. 4 Menunjukkan sikap kurang percaya diri. 5 Kurang meyakinkan. 6 Kata pengantar terlalu panjang. 7 Menulis kata pengantar semacam sambutan. 8 Kesalahan bahasa ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif. f. Daftar Isi Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan. Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan. g. Daftar Gambar Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan judul gambar, dan nomor halaman. h. Daftar Tabel Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan nama tabel dan nomor halaman. B. Bagian Isi Karangan Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri. a. Pendahuluan Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir. Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut 1 Latar belakang masalah, menyajikan a Penalaran alasan yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif. b Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang. c Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru. d Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya bagaimana…., mengapa….. 2 Tujuan penulisan berisi a Untuk apa tujuan mengkaji judul tersebut. b Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y. c Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah. d Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua. 3 Ruang lingkup masalah berisi a Pembatasan masalah yang akan dibahas. b Rumusan detail masalah yang akan dibahas, menunjukkan masalah-masalah pokok yang sudah menjadi pilihan utama penulis untuk dibahas dalam tulisan. Dari masalah yang begitu kompleks maka dipilihlah masalah yang akan dicari jawabannya. c Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata. 4 Landasan teori menyajikan a Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi. b Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut. 5 Sumber data penulisan berisi a Sumber data sekunder dan data primer. b Kriteria penentuan jumlah data. c Kriteria penentuan mutu data. d Kriteria penentuan sample. e Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan. 6 Metode dan teknik penulisan berisi a Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental. b Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan. 7 Sistematika penulisan berisi a Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan. b Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode kalau ada. c. Tubuh Karangan Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas sempurna. Di sinilah terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini­­ 1 Ketuntasan materi Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder kajian teoretik maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran. 2 Kejelasan uraian/deskripsi a Kejelasan konsep Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan manafsirkan dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki. b Kejelasan bahasa Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias terkecuali dalam pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan. Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar. Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi, dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial. c Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya. Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan ilmiah a Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…, b Kesalahan pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir dari topik sampai dengan simpulan tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak kurang operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul. c. Kesimpulan Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan. Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara a Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil atau tesis-tesis, sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu. b Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu. C. Bagian Pelengkap Penutup Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah. a. Daftar pustaka Bibliografi Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka bibliografi adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Unsur-unsur daftar pustaka meliputi a Nama pengarang penulisannya dibalik dengan menggunakan koma. b Tahun terbit. c Judul buku penulisannya bercetak miring. d Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit.. e Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit. Contoh Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa. Banyak versi lainnya, misal Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain Keterangan a Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik. b Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang. c Jika buku itu merupakan editorial bunga rampai, nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. editor’ d Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan. e Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang. b. Lampiran Apendix Lampiran apendix merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian. c. Indeks Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis urut abjad. Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan. d. Riwayat Hidup Penulis Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis. Kesimpulan Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis. Maka dengan itu diperlukan suatu ketentuan atau aturan yang dapat dipakai untuk membuat sebuah naskah . Selain itu juga diperlukan sebuah syarat formal dalam penulisan sebuah naskah. Persyaratan formal bentuk lahiriah yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup. Jadi dengan adanya ketentuan atau aturan yang sudah lazim dalam dunia kepenulisan, maka kita mampu membuat sebuah naskah dengan baik dan benar sesuai aturan yang telah disepakati. Referensi Alex dan Achmad 2011. “BAHASA INDONESIA untuk PERGURUAN TINGGI”. Jakarta Kencana. Fatihudin, Didi dan Iis,Holisin. 2011. “Cara Praktis Memahami Tulisan Karya Ilmiah, Artikel Ilmiah & Hasil Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi”. Yogyakarta Unit Penerbit dan Percetakan. HS, Widjono. 2007. “BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi”. Jakarta PT. Grasindo. Keraf, Gorys. 1994. “Komposisi”. Jakarta Nusa Indah. Maryani, Yani, dkk. 2005. “Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia”. Bandung Pustaka Setia. Rohmadi Muhammad, Aninditya Sri Nugraheni. 2011. “BELAJAR BAHASA INDONESIA Upaya Terampil Berbicara dan Menuliskan Ilmiah”. Surakarta Cakrawala Media.
BaruTerbit: Topik-topik Klasik dan Kontemporer dalam Praktik Menulis di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
Apa Itu Naskah?Cara Membuat Naskah Buku Bagi Pemula1. Tentukan Genre dan Tema Buku2. Riset3. Rancang Struktur Buku4. Buat Karakter dan Plot untuk karya fiksi5. Mulai Menulis6. Edit dan Revisi7. Koreksi dan UlasanCara Menyusun Naskah BukuJenis-Jenis Naskah1. Naskah Fiksi2. Naskah Non FIksiKesimpulanDalam artikel ini, kami akan membahas langkah-langkah praktis cara membuat naskah buku. Mulai dari menemukan ide yang kuat hingga menyusun kerangka cerita yang kokoh, kami akan membahas berbagai aspek yang perlu diperhatikan agar kamu bisa mengembangkan potensi penulisan Anda secara efektif. Yuk kita simak artikel ini sampai habis agar kamu mendapatkan penulis pemula, salah satu tantangan dalam membuat buku adalah mengatasi kesulitan dalam mengorganisir ide-ide, memahami teori menulis, dan mengikuti pelatihan dengan baik. Namun, mereka sering menghadapi kesulitan dalam merangkai tulisan menjadi sebuah naskah buku yang siap untuk diterbitkan. Salah satu hambatan yang sering muncul adalah kesulitan membangun kebiasaan menulis secara konsisten. Terkadang, ketika dalam kondisi bersemangat, penulis dapat menghasilkan tulisan yang sangat bagus. Namun, ketika mood sedang buruk, mereka sulit untuk menulis sama naskah buku terhenti dan impian untuk menerbitkan buku melalui penerbit hanya tinggal sebagai angan-angan belaka. Satu-satunya jalan untuk menciptakan buku adalah dengan menulis naskahnya terlebih dahulu sebelum mengirimkannya kepada penerbit. Seperti pepatah yang mengatakan “passion without creation is nothing” semangat tanpa tindakan adalah sia-sia, demikian juga, memiliki niat dan ide untuk menulis tanpa mengubahnya menjadi sebuah karya nyata akan berakhir dengan paling sulit adalah memulai, begitu juga dalam hal menulis. Diperlukan tekad dan semangat yang kuat untuk menghadapi tantangan-tantangan menulis, seperti keengganan, kehabisan ide, dan kecenderungan untuk menunda atau menunggu suasana hati yang hal dapat dipelajari, termasuk cara membuat naskah buku. Membuat naskah buku melibatkan proses yang memakan waktu dan memerlukan investasi pikiran, waktu, dan energi agar naskah dapat diterima oleh penerbit. Untuk menghasilkan buku berkualitas, penting untuk mengembangkan kebiasaan menulis yang baik. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diikuti untuk membangun kebiasaan Juga Cara Layout BukuApa Itu Naskah?Naskah adalah tulisan yang menjadi dasar atau sumber utama dalam pembuatan sebuah buku. Naskah berperan penting dalam proses penerbitan buku, karena di situlah ide-ide, cerita, atau informasi yang ingin disampaikan oleh penulis tertuang secara lengkap dan terstruktur. Dalam konteks ini, naskah \ juga dapat mengacu pada naskah drama, naskah skenario film, atau naskah karya sastra berfungsi sebagai panduan bagi penulis dan penerbit dalam menyusun buku yang tepat dan memenuhi kebutuhan pembaca. Naskah sering kali mencakup bab-bab, bagian-bagian, dan sub-bagian yang diorganisir dengan jelas, serta memiliki alur yang terstruktur. Biasanya, naskah akan mengandung pengantar, bab-bab utama, penutup, serta daftar pustaka atau referensi yang juga berfungsi sebagai tempat penulis mengungkapkan gagasan, pengetahuan, penelitian, pengalaman, atau cerita yang ingin disampaikan kepada pembaca. Naskah harus mempertimbangkan tujuan komunikasi penulis, apakah itu untuk memberikan informasi, menghibur, memotivasi, atau memprovokasi pemikiran. Selain itu, penulis juga perlu mempertimbangkan audiens target dan menciptakan gaya penulisan yang Membuat Naskah Buku Bagi PemulaMembuat naskah buku adalah langkah awal yang penting dalam proses penerbitan buku. Naskah yang baik akan menjadi landasan kuat untuk menghasilkan karya yang berkualitas. Dalam artikel ini, kami akan membahas langkah-langkah penting dalam membuat naskah buku yang adalah beberapa Cara Membuat Naskah Buku1. Tentukan Genre dan Tema BukuLangkah pertama dalam membuat naskah buku adalah menentukan genre dan tema buku yang ingin Anda tulis. Apakah itu novel fiksi, buku panduan non-fiksi, atau buku anak-anak? Mengetahui genre dan tema akan membantu Anda memfokuskan tulisan Anda dan menarik pembaca yang RisetSetelah menentukan genre dan tema buku yang ingin kami tulis, langkah selanjutnya adalah melakukan riset mendalam tentang topik tersebut. Ini melibatkan membaca buku dan artikel terkait, melakukan wawancara dengan ahli, atau menjelajahi sumber daya online yang relevan. Riset yang baik akan memberikan landasan yang kuat untuk naskah kamu dan memastikan keakuratan serta kredibilitas informasi yang kamu sampaikan kepada Rancang Struktur BukuSebelum mulai menulis naskah, rancang struktur buku Anda. Buatlah daftar bab atau bagian-bagian penting yang ingin Anda sertakan. Tentukan urutan yang logis untuk setiap bab atau bagian. Rancangan ini akan menjadi panduan Anda saat menulis dan membantu Anda menjaga alur cerita yang Buat Karakter dan Plot untuk karya fiksiJika Anda menulis sebuah karya fiksi, buat karakter utama dan pendukung yang kuat. Berikan mereka latar belakang, kepribadian, dan tujuan yang jelas. Rancang plot dengan konflik yang menarik dan alur cerita yang berimbang. Buat outline untuk membantu Anda memvisualisasikan cerita sebelum Mulai MenulisSaat tiba saatnya untuk mulai menulis, buatlah jadwal atau rutinitas yang konsisten. Set aside waktu khusus untuk menulis setiap hari atau seminggu. Buatlah target kata yang realistis dan berusaha mencapainya. Mulailah dengan bab atau bagian yang paling menginspirasi Anda. Ingatlah bahwa tulisan pertama Anda tidak perlu sempurna, yang terpenting adalah Edit dan RevisiSetelah menyelesaikan naskah awal, beri diri Anda waktu untuk istirahat sejenak sebelum mulai mengedit. Baca kembali naskah Anda dengan kritis dan perbaiki segala kesalahan tata bahasa, ejaan, dan ketidaksesuaian dalam alur cerita. Perhatikan juga kelancaran dan kelogisan kalimat serta gaya penulisan Anda. Anda mungkin perlu melakukan beberapa putaran revisi sebelum naskah siap untuk Koreksi dan UlasanSetelah Anda puas dengan hasil revisi Anda, mintalah bantuan orang lain untuk mengkoreksi naskah Anda. Mereka dapat membantu menemukan kesalahan yang mungkin terlewatkan dan memberikan saran yang berharga. Jika memungkinkan, cari penerbit atau agen sastra yang bersedia membaca naskah Anda dan memberikan umpan balik yang artikel yang Anda minta, berikut ini adalah panduan yang dapat membantu Anda dalam menyusun naskah buku dengan baik. Artikel ini akan menjelaskan langkah-langkah penting yang perlu Anda ikuti untuk menciptakan naskah buku yang terstruktur dan menarik bagi pembaca. Mari kita mulai!Cara Menyusun Naskah BukuMenyusun naskah buku yang baik membutuhkan perencanaan dan disiplin. Berikut adalah langkah-langkah penting yang dapat Anda ikuti untuk menyusun naskah buku AndaTentukan Konsep dan Tujuan Buku Anda Sebelum mulai menulis, tentukan konsep dan tujuan buku Anda. Apa yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca? Apakah tujuan Anda untuk memberikan informasi, menginspirasi, atau menghibur? Mengetahui hal ini akan membantu Anda dalam merumuskan isi dan gaya penulisan Rangkaian Cerita atau Struktur Konten Setelah memiliki konsep yang jelas, buatlah rangkaian cerita atau struktur konten buku Anda. Ini akan membantu Anda dalam mengatur alur cerita, topik, atau bab-bab yang akan Anda bahas. Bagi buku fiksi, buatlah rangkaian cerita dengan pendahuluan, konflik, dan puncak cerita. Untuk buku non-fiksi, buatlah daftar topik atau bab-bab yang akan Anda bahas secara dan Kumpulkan Materi Lakukan riset mendalam tentang topik buku Anda. Baca buku-buku terkait, telusuri sumber-sumber online, dan wawancarai para ahli jika diperlukan. Kumpulkan dan catat materi yang relevan dan menarik untuk disertakan dalam buku Anda. Pastikan untuk mencatat referensi sumber yang Daftar Isi Setelah memiliki materi yang cukup, buat daftar isi yang mencakup bab-bab atau topik-topik yang akan dibahas dalam buku Anda. Pastikan daftar isi ini mengikuti alur cerita atau struktur konten yang telah Anda buat sebelumnya. Daftar isi ini akan membantu Anda dalam mengorganisir konten dan mempermudah pembaca untuk menavigasi Bab-bab atau Bagian-bagian Buku Mulailah menulis bab-bab atau bagian-bagian buku Anda berdasarkan daftar isi yang telah Anda buat. Anda dapat memulai dengan bab yang paling Anda kuasai atau paling mudah untuk ditulis. Ketika menulis, pastikan Anda menggunakan gaya penulisan yang sesuai dengan tujuan dan audiens buku Anda. Jangan lupa untuk memperhatikan alur cerita dan menjaga kesinambungan antara dan Perbaiki Naskah Setelah menyelesaikan penulisan, lakukan proses editing dan perbaikan naskah. Baca kembali buku Anda secara keseluruhan dan perhatikan tata bahasa, ejaan, dan kesalahan lainnya. Perbaiki struktur kalimat yang kurang jelas dan pastikan naskah terbaca dengan lancar. Anda juga dapat meminta bantuan editor profesional untuk membantu Anda dalam proses Ilustrasi atau Grafis jika diperlukan Jika Anda ingin menambahkan ilustrasi atau grafis dalam buku Anda, pastikan mereka mendukung dan memperkaya konten. Ilustrasi atau grafis dapat membantu memperjelas konsep atau menyajikan informasi secara visual. Pastikan untuk menggunakan gambar yang berkualitas tinggi dan memperhatikan hak cipta jika menggunakan gambar dari sumber Tata Letak dan Cover Buku Setelah naskah selesai diedit dan ilustrasi ditambahkan, pikirkan tentang tata letak dan desain buku Anda. Pertimbangkan tampilan halaman, jenis huruf, dan ukuran buku yang sesuai. Buat desain cover buku yang menarik dan mencerminkan isi buku Anda. Anda dapat mencari bantuan desainer grafis profesional jika dan Koreksi Akhir Sebelum buku dicetak atau diterbitkan dalam format digital, lakukan review akhir dan koreksi terakhir. Baca kembali naskah secara keseluruhan untuk memastikan tidak ada kesalahan yang terlewat. Ajak beberapa orang untuk membaca buku Anda dan berikan masukan yang Buku Anda Setelah semua proses penyuntingan dan koreksi selesai, buku Anda siap untuk dipublikasikan. Pilihlah metode penerbitan yang sesuai dengan tujuan dan anggaran Anda. Anda dapat mencari penerbit tradisional, menerbitkan buku sendiri, atau mempublikasikan dalam format NaskahNaskah dalam dunia kepenulisan kemudian memiliki beberapa jenis. Dalam dunia kepenulisan buku, jenis naskah adalah sebagai berikut1. Naskah FiksiNaskah fiksi adalah tulisan yang mengisahkan cerita atau kisah yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Dalam naskah fiksi, tema atau konten yang terdapat di dalamnya bersifat tidak nyata dan tidak dapat diverifikasi dunia kepenulisan, naskah fiksi merupakan jenis yang paling umum ditemui karena menarik bagi berbagai kalangan masyarakat. Ada berbagai bentuk naskah fiksi yang dapat ditemui, tetapi yang paling dominan adalah naskah untuk novel dan cerita dari naskah fiksi, yang dihasilkan melalui rekaan atau imajinasi penulis, memiliki kemampuan untuk membangkitkan emosi pembaca. Hal ini juga mendorong keinginan pembaca untuk terus membaca naskah tersebut dari awal hingga fiksi umumnya juga bertujuan untuk membangkitkan perasaan dalam pembaca agar mereka merasakan apa yang diceritakan di dalamnya. Isi cerita tersebut murni merupakan produk dari pemikiran dan imajinasi penulis, yang menjadikannya sifatnya Naskah Non FIksiJenis naskah kedua adalah naskah nonfiksi, yang merupakan kebalikan dari naskah fiksi. Naskah nonfiksi berisi penjelasan atau penyampaian informasi yang bersifat nyata dan dapat diverifikasi kebenarannya secara naskah semacam ini melibatkan serangkaian langkah yang memakan waktu yang cukup lama agar dapat disusun dengan baik oleh penulisnya. Penulis perlu melaksanakan riset, dimulai dari menentukan tema yang relevan, mengumpulkan sumber referensi yang diperlukan, serta mencari dan mengumpulkan data yang relevan, sebelum akhirnya menyimpulkan temuan-temuan yang telah naskah nonfiksi yang melibatkan serangkaian langkah yang panjang menghasilkan karya yang memiliki tingkat objektivitas yang tinggi. Hal ini dikarenakan upaya penulis untuk menarik minat dan merangsang pemikiran pembaca dengan berbagai argumen dan fakta yang rangka mengajak pembaca berpikir secara rasional, setiap hasil pemikiran yang disajikan dilengkapi dengan penjelasan ilmiah yang meyakinkan. Tidak ada tempat untuk keajaiban, penipuan, atau hal-hal semacam itu. Karena semua informasi yang disampaikan dalam teks nonfiksi ini adalah fakta yang nyata dan dapat dijelaskan dengan rinci atau berdasarkan prinsip-prinsip fiksi dapat berwujud hasil studi, karya ilmiah, buku teks, kisah hidup, atau catatan pribadi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, segala jenis buku nonfiksi atau karya ilmiah yang mendokumentasikan fakta-fakta di lapangan termasuk dalam klasifikasi naskah non fiksi sebagaimana yang sudah dijelaskan, terbagi menjadi beberapa golongan. Berikut adalah 3 Tiga golongan dari naskah non fiksiMonografMonograf adalah bentuk tulisan ilmiah dalam format buku yang berfokus pada satu topik dalam suatu bidang ilmu tertentu. Penulis monograf biasanya merupakan seorang ahli di bidang tersebut, mengingat penelitian dilakukan dalam domain yang Indonesia dan di seluruh dunia, monograf sering ditulis oleh para dosen yang memiliki keahlian dalam suatu bidang ilmu. Monograf termasuk dalam kategori karya tulis ilmiah, sehingga struktur penulisannya harus mengikuti aturan yang telah monograf harus mencakup rumusan masalah yang diangkat, metodologi yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, dukungan data dan teori terkini yang relevan, serta kesimpulan yang diambil. Selain itu, sebagian monograf juga mencantumkan daftar pustaka yang berisi referensi yang digunakan dalam TeksNaskah non-ilmiah berikutnya adalah buku teks, yang juga dikenal sebagai buku referensi. Buku teks adalah bentuk tulisan dalam format buku yang berfokus pada satu atau beberapa bidang perbedaannya dengan monograf? Perbedaan terletak pada substansi pembahasan di dalam naskah. Monograf cenderung membahas satu tema secara rinci di dalam pokok sisi lain, buku teks membahas satu atau lebih tema yang relevan atau saling terkait secara mendalam. Hal ini menjadikannya sering digunakan sebagai referensi dalam menyusun karya tulis ilmiah, penelitian, dan monograf, naskah buku teks juga ditulis oleh para ahli dalam bidang keilmuan tertentu. Dosen sering menjadi salah satu contoh penulis buku BookTrade book juga sering disebut sebagai ensiklopedia, karena mencakup berbagai macam pengetahuan umum. Biasanya trade book dibuat dengan tema contoh, jika seorang penulis ingin membahas secara umum tentang tanah, buku tersebut akan menguraikan topik tersebut secara ilmiah dengan menggunakan banyak sumber. Ini akan memberikan pemahaman kepada pembaca tentang apa itu tanah, struktur tanah, komponen penyusun tanah, dan yang digunakan dalam trade book biasanya disederhanakan agar mudah dipahami oleh siapa saja. Ini berbeda dengan jenis naskah non-fiksi lainnya yang menggunakan bahasa ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat penjelasan di atas, kita dapat memahami bahwa naskah adalah bentuk tulisan yang masih berbentuk manual dan belum dijilid serta belum dipublikasikan, yang dapat mengalami perubahan isi dan menulis buku atau skenario drama, pembuatan naskah merupakan tahap awal untuk mencapai tujuan tersebut. Maka, penting untuk mempelajarinya, karena naskah yang berkualitas akan menghasilkan buku dan skenario yang berkualitas artikel yang bisa kami berikan terkait Cara Membuat Naskah Buku, semoga dengan adanya artikel ini bisa berguna dan bermanfaat bagi teman-teman semua, jika kamu ada yang ingin ditanyakan bisa dengan melalui komentar di bawah ini. Terimakasih! Post Views 53 dalam menyusun naskah kontemporer adalah A.memilih topik B.menentukan tokoh,latar,dan sudut pandang C.menentukan plot cerita D.filosofi E.pendidikan 17.dalam menyusun atau membuat naskah kontemporer aturannya adalah A.tidak baku B.baku C.tradisi D.modern E.baku dan tidak baku 18.olah tubuh dapat dilakukan dengan cara
Penyusunan naskah atau teks pidato Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PENYUSUNAN NASKAH ATAU TEKS PIDATOMakalahDisusun guna memenuhi tugasMata Kuliah RetorikaDosen Pengampu Adeni, I .MADisusun Oleh Fariqh Ahmad Zulfawzi 1801026144FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGOSEMARANG2019 PENDAHULUANA. Latar BelakangRetorika dapat dipahami sebagai sebagai seni berbicara di depan era globalisasi saat ini kemampuan untuk berbicara didepan umum sangatdibutuhkan karena seseorang mampu menyampaikan apa yang dikehendakinyamelalui berbicara. Kemampuan berbicara di depan publik setiap orang berbeda-beda, tergantung bagaimana orang tersebut mampu menghasilkan kata-kata,sehingga banyak orang yang sulit menyampaikan sesuatu di depan Rumusan Masalah1. Bagaimana cara menyusun naskah atau teks pidato ?C. Tujuan Penulisan1. Mengetahui cara menyusun naskah atau teks pidato1 PEMBAHASANA. Cara Menyusun Naskah atau Teks PidatoSebelum menyusun sebuah naskah pidato, yang harus diperhatikan ialah temapidato yang akan disampaikan. Pemilihan tema yang tepat bertujuan untukmenyesuaikan materi dengan situasi dan kondisi saat pidato Danjika tema sudah di tentukan selanjutnya kita membuat naskah pidato. Naskahpidato terdiri atas tiga bagian, yaitu1. Isi baiknya dalam menyusun sebuah naskah pidato disertakan hal-hal yang penting tentang acara tersebut, contohnya nama acara, para hadirin, dantujuan dari penyelenggaraan acara tersebut. selanjutnya, dalam membuat kerangkanaskah pidato harus memerhatikan bagian-bagian penting dalam pidato. Bagian-bagian tersebut adalah 1. Salam atau sapaan Pembukaan Isi Penutup pidato. dan5. Salam naskah pidato baiknya melalui beberapa cara sebagai berikut, 1. mengumpulkan bahan, 2. membuat kerangka, dan 1 Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah; Dalam Membentuk Da’i dan Khotib Profesional,Jakarta Kalam Mulia, 2002, hlm. 3. menguraikan isi naskah pidato secara terperinci. a Mengumpulkan BahanBahan-bahan menulis pidato dapat diperoleh dari Buku-buku, perturan-peraturan, majalah-majalah, dan surat kabar merupakan sumber informasi yangkaya yang dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka menguraikan isi Membuat Kerangka PidatoKerangka dasar dapat dibuat sebelum mencari bahan-bahan, yaitu denganmenentukan pokok-pokok yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yangterperinci baru dapat dibuat setelah bahan-bahan selesai kumpulkan. Denganbahan-bahan itu dapat menyusun pokok-pokok yang paling penting dalam tataurut yang Menguraikan isi pidatoDengan menggunakan kerangka yang telah dibuat, ada dua hal yang harusdilakukan 1 dapat mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaituberpidato dengan menggunakan metode ekstemporan, dan 2 menulis ataumeyusun naskah pidato secara lengkap yang dibacakan atau Struktur Isi PidatoStruktur isi pidato adalah rangkaian isi pidato dari awal hingga ini disusun agar pidato berlangsung menarik dan tujuan pidato tercapaidengan Menyunting Naskah PidatoSeperti halnya naskah makalah atau artikel, naskah pidato pun perlu isi, bahasa, maupun Menyempurnakan Naskah Pidato2 Dinna Ferdianti, Cendekia Berbahasa, JakartaGrafindo Media Pratama, 2005, hlm. 144-1453 Setelah disunting, baik oleh penulis sendiri maupun orang lain, perludilakukan tindak lanjut berupa penyempurnaan naskah. Penyempurnaan itudiarahkan pada aspek isi, bahasa, dan penalarannya sebagaimana yang telahdisunting di atas. Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan menggantikosakata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaikistruktur dan gagasannya. Sementara itu, penyempurnaan paragraf dilakukandengan memperbaiki koherensi dan kohesi paragraf. Untuk itu penambahankalimat, penyempurnaan kalimat, dan penghilangan kalimat perlu membagi lima tahap dalam penyusunan pidato yang terkenalsebagai lima hukum retorika, yaitu1. Invention penemuanPembicara mencari topik dan meneliti khalayak untuk mengetahui metodepersuasi yang paling tepat, juga merumuskan tujuan dan mengumpulkan bahanargument yang sesuai dengan kebutuhan khalayak atau mad’ Deposito penyusunanPembicara menyusun pidato atau mengorganisasikan pesan. Aristotelesmenyebutkan taxis yang berarti pembagian. Pesan harus dibagi dalam beberapabagian yang berkaitan secara Elucution gaya Pembiacara harus memiliki kata-kata dan menggunakan bahasa yang tepat ataumenarik dalam menyampaikan Memoria memori3 Dinna Ferdianti, Cendekia Berbahasa, JakartaGrafindo Media Pratama, 2005, hlm. 144-1454 Pembicara harus mengingat apa yang ingin disampaikan, dengan mengaturbahan-bahan Pronontiatio penyampaian Pembicara menyampaikan pesannya secara lisan. Di sini, akting sangat harus memperhatikan suara dan gerakan-gerakan anggota KesimpulanPidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikankepada orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan dihadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai naskah pidato harus melalui tiga kegiatan yaitu, mengumpulkan bahan,4 Dinna Ferdianti, Cendekia Berbahasa, JakartaGrafindo Media Pratama, 2005, hlm. 144-1455 membuat kerangka, dan menguraikan isi naskah pidato secara terperinci. Padadasarnya menulis teks pidato, ceramah, atau khitobah itu sama. teknik menulispidato saja, beberapa sistematika yang harus diketahui dalam menulis pidato. B. Kritik dan SaranDemikian makalah yang dapat saya buat dan saya sampaikan. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kesalahan dalampenulisan, ataupun referensi yang kurang benar dalam pembahasan, saya mohonmaaf yang sebesar- besarnya. Dan saya menerima saran dan kritikkan daripembaca demi kebaikan bersama untuk PUSTAKAAlwisral Imam Zaidallah, 2002. Strategi Dakwah; Dalam MembentukDa’i dan Khotib Profesional, Jakarta Kalam Mulia,Dinna Cendekia Berbahasa, JakartaGrafindo Yunianto, Agus dkk. 2013. Cara Membuat Naskah Pidato. Dayeuhluhur Buku LKS Kelas X Semester 2 Hal 23-24 Dan LKS Kelas XI Semester 1 Hal ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
1MASA DEPAN ADALAH UJUNG SEJARAH. 2. 3 Sudaryono, dkk. MASA DEPAN ADALAH UJUNG SEJARAH Sejarah Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. 4 MASA DEPAN ADALAH UJUNG SEJARAH Sejarah Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Penyusun: Sudaryono, dkk. Penyunting bahasa: Ifan Desain sampul: Eko Hendrawan Arianto Tata letak isi: Junaedi
Naskah adalah salah satu komponen penting dalam dunia perfilman, bisa dibilang naskah itu nyawa-nya dari suatu film/cerita/drama. Dalam menulis naskah, kalian dituntut nggak cuma menyelesaikan suatu tulisan aja, lho, gaes. Melainkan kalian di tuntut bagaimana tulisan itu bisa membawa penikmatnya masuk kedalam suasana tersebut walaupun hanya dengan membaca naskahnya. Proses pembuatan naskah film sebenarnya susah juga membutuhkan waktu yang nggak sedikit. Nah, jika salah satu dari kalian ada yang ingin menjadi seorang penulis naskah film. Atau beberapa dari kalian ada yang tergabung dalam sebuah komunitas film—baik di sekolah/kampus. Dan kalian masih sering merasa kesulitan saat memasuki tahapan pra produksi dalam penulisan naskah yang memakan banyak waktu itu. Tenannnggg, gaes, kalian nggak perlu khawatir. Yuk, simak di bawah ini seperti apa langkah-langkah yang tepat dalam penulisan naskah yang baik agar dapat menghasilkan karya film dengan cerita yang bagus seperti para filmmaker ternama. Berikut langkah-langkahnya. 1. Menentukan Tema Film/Cerita Kalian pasti udah tau kan kalau tema itu unsur yang penting dalam suatu cerita—baik dalam bentuk film, novel, cerpen atau manga sekalipun. Salah satu fungsi tema adalah sebagai sebuah dasar untuk menentukan ide terhadap unsur-unsur dalam cerita seperti plot, tokoh dan latar. Dalam menentukan tema, seorang penulis buku/novel/cerpen bisa menentukan tema melalui inti pembahasan dalam tulisanya. Seperti Raditya Dika yang udah sering bikin film berdasarkan kisah-kisah utama—yang diadaptasi dari novelnya Single, Hangout, Koala Kumal, dan masih banyak lainnya. Orang yang suka menulis buku/novel/cerpen emang lebih mudah buat merumuskan tema yang akan dia angkat menjadi film, gaes. Karena sebelumnya mereka udah memiliki sumber cerita sendiri. Namun yang nggak suka menulis, bukan berarti kalian nggak bisa jadi penulis skenario, lhoo. Karena membangun sebuah cerita nggak cuma pakai diksi semata tapi juga imajinasi yang kuat. Jadi, jangan mundur duluan jika kalian termasuk yang nggak suka nulis buku/novel/cerpen, ya! 2. Merumuskan Naskah Sebagai Intisari Cerita Melalui Kata-Kata Singkat Arti merumuskan naskah di sini adalah intisari cerita yang menggambarkan keselurhan cerita secara singkat. Dalam merumuskan naskah, biasanya dirumuskan dengan “karakter + punya tujuan + memiliki halangan”. Kemudian keseluruhan cerita digambarkan dalam satu kalimat aja. Tapi, kalian juga bisa membuat ulasan cerita yang isinya lebih panjang dan bisa mencapai satu paragraf. Hal itu bisa berfungsi sebagai acuan cerita—yang bisa membatasi kalian agar pada saat memasuki tahap penyusunan plot, nggak keluar dari fokus cerita. 3. Menyusun Plot/Alur Cerita Nah, langkah selanjutnya adalah menentukan plot/alur cerita, nih, gaes. Bisa dibilang, tahap ini salah satu tahap yang sulit dalam fase Pra produksi dan bisa memakan waktu yang sangat lama, lho. Pada proses ini, penyusunan plot dilakukan dengan cara penyesuaian terhadap jenis film yang akan dibuat durasi film. Biasanya alur cerita dalam produksi film baik film panjang maupun film pendek dibuat berdasarkan tiga babak cerita—yang terdiri dari perkenalan karakter, petualangan karakter dan kesimpulan. Dalam satu susunan plot, cerita akan dibagi menjadi beberapa sequence. Dimana pada babak petualangan memiliki sequence yang lebih panjang dari babak lainnya. Lalu, pada babak perkenalan dan babak kesimpulan biasanya memiliki panjang waktu yang sama. Sequence sendiri adalah serangkaian scene—yang merupakan suatu kesatuan utuh. Jadi jika ada delapan sequence dalam satu alur cerita, maka babak perkenalan karakter dan kesimpulan punya dua sequence dan babak petualangan punya empat sequence. Tahap selanjutnya, yang harus kalian lakukan adalah memberikan isi cerita yang berisi mengenai kegiatan karakter—yang nantinya akan tergambar menjadi sebuah cerita dan mengisi setiap sequence dalam alur cerita. More information, isi cerita yang akan mengisi sequence dari plot yang telah kalian susun tadi, lebih baik dicatat pada notes kertas atau digital, ya, gaes. Biar apa? Biar memudahkan penulisan penyusunan plot dan nggak hilang serta bisa menjadi rujukan kembali untuk mengisi cerita pada naskah. 4. Menulis Naskah Yang Berisi Keseluruhan Cerita Film Sampai Menjadi Final Draft Seperti yang kalian tau dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dulu, naskah dialog hanya ditulis dengan format nama dan ucapan karakter aja. Namun, dalam naskah film panjang maupun pendek format penulisan naskah akan menjadi lebih kompleks, lho, gaes. Mulai dari keterangan waktu, tempat, karakter dari masing–masing tokoh, peralatan–peralatan apa saja yang di perlukan, menentukan masalah dalam naskah, menetukan klimaks dari masalah dan bagaimana masalah itu selesei apakah sad ending atau happy ending, bahkan jenis shoot yang akan dilakukan saat proses produksi. Seorang penulis naskah yang handal nggak cukup hanya memiliki kemampuan menulis yang baik, gaes. Imajinasi, pemahaman teknik pengambilan gambar, dan kondisi lapangan juga sangat penting dimiliki seorang penulis naskah yang baik. Oleh karena itu, tahap akhir dalam fase penulisan naskah ini bukan perkara mudah untuk diselesaikan, lho, gaes. Karena naskah harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh produser. Penulis naskah juga harus memiliki kesabaran dan keteguhan hati yang kuat karena revisi draft naskah sudah pasti menjadi sebuah hal yang akan dirasakan pahitnya demi meraih manisnya final draft yang menandakan udah diperbolehkanya naskah untuk di produksi menjadi sebuah film. *** Nah, begitulah langkah-langkah dalam menulis naskah film yang bisa kalian terapkan, gaes. Ya, emang agak sulit dan butuh waktu yang lama, sih. Tapi, please jangan ragu buat terus kembangkan apa yang ada dalam ide kalian se-kreatif mungkin, terus belajar dan jangan cepat puas. Karena usaha itu nggak akan pernah mengkhianati hasil! Baca juga Suka Nulis Cerita Atau Nonton Film? Ini Pilihan Profesi yang Patut Kamu Pertimbangkan Tertarik Bekerja di Industri Film? Ini Dia Profesi Seru yang Bisa Kamu Coba Selain Sutradara dan Penulis Skenario 5 Keuntungan Gabung di Ekstrakurikuler Film Sumber gambar
Formulasipra-modern. Pentingnya kebahagiaan sebagai tujuan bagi manusia telah lama diketahui. Bentuk hedonisme dikemukakan oleh Aristippus dan Epicurus; Aristoteles membantahnya kebaikan manusia tertinggi; dan Agustinus menulis bahwa "semua orang setuju dalam menginginkan tujuan terakhir, yaitu kebahagiaan." Kebahagiaan Saat membuat naskah, minimal naskah dikerjakan dikertas yg ukurnannya ... dibandingkan ukuran komik asli a. dua kali lipatb. tiga kali lipatc. empat kali lipatd. lima kali lipat A. dua kali lipatmaaf jika salah

Iasangat fasih dan menciantai bahasa dan sastra Arab, memiliki kekuatan yang dalam ketika menggubah puisi Arab. Hal ini terbukti dengan adanya gubahan puisinya berupa diwan atau antolog yang dibukukan oleh Husni Adham Jarar (1985), Yaitu suatu produk sastra yang memiliki nilai pragmatis dalam kehidupan.

– Ada unsur dan teknik penyusunan naskah lakon, Adjarian. Naskah lakon atau skrenario merupakan unsur penting dalam sebuah seni teater atau drama. Adanya naskah membuat sutradara dan pemain bisa mengetahui jalan cerita, tema, alur, latar, dan penokohan mengenai pementasan yang akan dimainkan. Nah, kali ini kita akan membahas mengenai naskah lakon yang berupa unsur dan teknik penyusunannya yang menjadi materi seni budaya kelas 10 SMA. Lakon sendiri diartikan sebagai peran yang menjadi pusat utama dalam suatu pementasan teater. Lakon dalam pementasan merupakan hasil karya kolektif dari masyarakat dan seniman atau sastrawan yang diwujudkan dalam bentuk naskah lakon. Sementara naskah lakon menjadi bentuk penuangan ide cerita ke dalam alur cerita dan susunannya. Berikut ini unsur dan teknik penyusunan naskah lakon. Simak, yuk! “Lakon dalam pementasan teater menjadi pokok dari keseluruhan bentuk pementasan.” Baca Juga Langkah-Langkah Membuat Naskah Lakon Unsur Naskah Lakon Unsur-unsur naskah lakon meliputi

1 Terminologi Syariah. Syariah (Arab: شريعة ), undang-undang, Syari„ah juga إسلامي قانون (Qānūn Islami)[1] adalah kode moral dan hukum Islam. Syariah berkaitan dengan banyak topik dibanding yang dimuat oleh hukum sekuler, termasuk kejahatan, politik dan ekonomi, serta hal-hal pribadi seperti hubungan seksual, kebersihan
PertanyaanLangkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun naskahdrama, kecuali...Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun naskah drama, kecuali... menentukan sampiran membuat kerangka alur menentukan topik drama menentukan tokoh atau pelaku cerita Jawabanjawaban yang tepat adalah pilihan yang tepat adalah pilihan A. PembahasanLangkah-langkah menyusun teks drama dengan ide penulisan sendiri tidak jauh berbeda saat menulis cerpen, puisi, atau karya fiksi lainnya. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan Menentukan topik drama Menentukan tokoh atau pelaku cerita Membuat kerangka alur Mengubah kerangka alur dalam bentuk dialog Menyesuaikan struktur drama Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pilihan menyusun teks drama dengan ide penulisan sendiri tidak jauh berbeda saat menulis cerpen, puisi, atau karya fiksi lainnya. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan Menentukan topik drama Menentukan tokoh atau pelaku cerita Membuat kerangka alur Mengubah kerangka alur dalam bentuk dialog Menyesuaikan struktur drama Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pilihan A. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!9rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Kamisudah merangkumnya menjadi 10 manfaat penting merutinkan menulis, berikut pembahasannya: 1. Tempat untuk menuangkan ekspresi. Manfaat menulis yang pertama adalah sebagai tempat menuangkan ekspresi diri. Anda bebas membuat tulisan ketika sedang sedih, senang, galau, marah atau lainnya saat tidak bisa bercerita kepada orang lain.

Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VIII 112 semua yang terlibat dalam pengerjaan pertunjukan, baik bagi pemeran dalam mempersiapkan penghayatan peran, sutradara dalam mengarahkan pemain, dan tim dekorasi serta penata artistik. Dalam membuat naskah perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Pemilihan Materi Pemilihan materi sangat penting bagi pertunjukan teater. Dalam memilih materi sebaiknya disesuaikan dengan tema yang diangkat dalam pertunjukan. Jika yang diangkat adalah tema tradisi, naskah cerita yang dibuat adalah cerita legenda. Jika temanya kehidupan masa sekarang, naskah ceritanya bersifat modern atau kontemporer. b. Menentukan Tema dan Premis Tema adalah keseluruhan cerita dan kejadian yang d ijadikan dasar lakon, sedangkan premis adalah ide awal dan emosi awal yang dirumuskan secara singkat yang d ijadikan sebagai ide dasar. Keduanya hampir sama, namun hal yang paling didahulukan adalah tema. c. Penyusunan Watak Setelah menentukan tema, selanjutnya adalah menentukan watak pemain. Penentuan watak didasarkan pada tema dan tokoh yang dipilih berdasarkan premis yang telah ditentukan. d. Pengolahan Materi Pengolahan materi dapat dilakukan dengan berpedoman pada premis yang telah dibuat. Materi dapat diolah ke dalam dialog atau gerak laku para pemain. e. Penulisan Naskah Penulisan naskah adalah pemaparan tentang kehidupan sejelas-jelasnya dan terperinci mengenai kehidupan dan aspek yang terkandung dalam teater, sehingga mampu diinterpretasikan oleh pemain dan dirasakan oleh penonton. Dalam penulisan naskah perlu diperhatikan bentuk atau kerangka cerita, yaitu sebagai berikut. 1 Eksposisi, adalah perkenalan sebagai gambaran sekilas mengenai drama yang akan dipentaskan. 2 Komplikasi, adalah tahapan munculnya persoalan-persoalan baru muncul. Di sini terjadi pergulatan dialog antara peran protagonis dan antagonis. 3 Klimaks, adalah puncak ketegangan lakon antartokoh pemeran. 4 Antiklimaks, disebut juga tahap peleraian di mana dalam tahap ini telah dilakukan penyelesaian. Di sini penyelesaian bisa bersifat suka, duka, sedih, atau gembira. 5 Konklusi, atau disebut juga penyelesaian dan keputusan. Istilah lain keputusan adalah catastrophe dalam drama tragedi dan dalam drama komedi disebut denoument . Di unduh dari Pelajaran 8 Menggelar Pertunjukan Teater Nusantara 113 Pelatih a n 2 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar 1. Apa yang dimaksud dengan naskah? 2. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam membuat naskah? 3. Apa yang dimaksud dengan skenario? 4. Bagaimana cara penulisan naskah yang baik? 5. Bagaimana cara menentukan tema dan premis pada teater? C. Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Teater
2 Waktu belajar: Usahakan membaca satu artikel saja dalam 1 minggu, atau dalam 2 hari, atau dalam 1 hari. Atau kalau mau membaca banyak artikel sekaligus, bisa, asal Anda yakin, Anda tidak jemu, dan overload. Anda mungkin perlu membaca ulang artikel yang sebelumnya telah pernah Anda baca, jika Anda lupa teorinya. Yang rumit dan masalah klasik
Jakarta - Naskah drama adalah teks tertulis berisi alur cerita yang digambarkan menggunakan dialog-dialog antar tokoh. Berbeda dari naskah cerita, seperti cerpen atau novel, naskah drama tidak mengisahkan cerita secara langsung, melainkan menggunakan dialog para demikian, naskah drama lebih berfokus pada pembicaraan para tokoh agar penonton dapat mengerti keseluruhan jurnal Pembelajaran Menulis Naskah Drama yang diterbitkan Universitas Pendidikan Indonesia, secara umum naskah drama memiliki unsur tema, latar, tokoh dan penokohan, perlengkapan, dan memiliki unsur-unsur tersebut, berdasarkan e-Modul Bahasa Indonesia Kelas XI Teks Drama yang diterbitkan Kemendikbud, naskah drama juga memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut1. Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu atau konjungsi sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, dan Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang sedang terjadi, seperti misalnya menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, Menggunakan kata kerja untuk menyatakan sesuatu yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh merasakan, menginginkan, mengharapkan,mendambakan, mengalami, dan Menggunakan banyak kata sifat descriptive language untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya rapi, bersih, baik, gagah, dan Menulis Naskah DramaMengutip buku Seri Asyiknya Berbahasa Ayo Menulis Naskah Drama karya Suryaning Wulan, ini dia langkah-langkah dalam menulis naskah drama1. Menentukan Jenis DramaSebelum menulis naskah drama, kamu tentu menentukan terlebih dahulu jenis drama yang ingin ditampilkan. Berdasarkan jenisnya, drama terbagi menjadi drama komeditragedi, tragedi komedi, melodrama, opera, pantomim, tablo, force, dan komedi adalah drama yang menghibur dan berisi sindirian halus, sedangkan drama tragedi adalah drama yang menampilkan cerita sedih dengan melibatkan tokohdalam konflik atau masalah yang serius. Dengan begitu, drama tragedi komedi merupakan drama sedih yang diselingi dengan adegan-adegan melodrama adalah drama yang sangat sentimental, pementasannya sangat mendebarkan dan juga mengharukan. Sementara drama opera adalah drama yang mengandung musik serta dari drama pada umumnya, pantomim adalah drama yang ditampilkan hanya dengan gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan. Mirip dengan pantomim, tablo juga menampilkan drama dengan gerak tubuh bersamaan dengan mimik wajah drama force adalah sebuah pertunjukan jenaka yang mengutamakan kelucuan dan mengandung unsur sindiran. Lalu, satire adalah drama yang mengandung pesan kebijaksanaan, tetapi ditampilkan dengan Menentukan Tema DramaTema adalah dasar dari sebuah cerita. Secara umum, tema dibagi menjadi tiga, yaitu tema estetis, etis, dan religius. Pengertian tema estetis, yakni tema yang berisi keindahan, baik secara fisik maupun etis adalah tema yang berkaitan dengan idealisasi yang ada di masyarakat, seperti kepahlawanan, kejujuran, norma sosial, dan sebagainya. Sementara tema religius merupakan tema yang berhubungan dengan Mencari Inspirasi Ide CeritaIde cerita bisa diperoleh melalui pengalaman pribadi penulis atau orang di sekitarnya, melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar penulis, atau menyadur dari cerita yang sudah ada, seperti novel, cerpen, legenda, cerita rakyat, dan Menentukan Alur CeritaPada tahap ini, kamu akan mulai menyusun kerangka cerita. Ditinjau dari arah gerak cerita, alur dibedakan menjadi tiga, yaitu alur maju, mundur, dan campuran maju-mundur. Secara lebih rinci, ada enam tahap perkembangan alur drama yang dijabarkan seperti di bawah inia. EksposisiTahap eksposis disebut juga sebagai tahap perkenalan. Pada tahap ini, penonton akan berkenalan dengan gambaran cerita dan tokoh drama meskipun hanya KonflikPada tahap ini, para tokoh sudah mulai terlibat dalam permasalahan pokok. Permasalahan pertama inilah yang memulai alur KomplikasiTahap komplikasi adalah tahap ketika permasalahan semakin berkembang dan bertambah KrisisDalam tahap ini, cerita sudah memasuki puncak konflik. Jika dilihat dari sudut pandang penonton, bagian ini merupakan puncak ketegangan sebuah pertunjukan ResolusiResolusi merupakan tahap penyelesaian masalah. Para tokoh mulai menemukan jalan keluar yang KeputusanKeputusan adalah tahap terakhir dari sebuah drama dengan berakhirnya semua Menentukan tokoh dan karakternya penokohanUntuk membuat sebuah drama, kamu tentu membutuhkan tokoh untuk memerankan cerita yang sudah ditulis. Ada dua jenis tokoh yang harus kamu tentukan, yakni protagonis yang merupakan tokoh utama dan antagonis, yaitu orang yang menentang tokoh utama. Selain itu, tentukan juga tokoh pendamping dalam itu, kamu juga perlu menentukan karakter yang khas untuk setiap tokoh. Perbedaan karakter inilah yang memicu adanya konflik dalam berilah nama yang sesuai dengan latar belakang kehidupan sosial tokoh yang kamu ciptakan untuk membedakan antara satu tokoh dan yang Menentukan Latar CeritaPerlu diketahui bahwa latar cerita sangat mendukung jalannya sebuah drama, lho. Latar dalam sebuah drama umumnya meliputi latar waktu, tempat, dan suasana. Penjelasan latar biasanya tercermin pada keterangan yang diberikan dalam naskah atau diselipkan dalam dialog Menentukan Gaya Bahasa yang DigunakanPenggunaan gaya bahasa akan berhubungan dengan pemilihan majas dan warna lokal dalam cerita. Ada kalanya dialog tokoh berisi percakapan yang diselipi majas sehingga membutuhkan penghayatan pentonton untuk itu, gaya bahasa juga bisa menggunakan bahasa daerah tertentu sesuai dengan latar belakang kehidupan Membaca dan merevisi naskah dramaSetelah naskah drama selesai ditulis, sebaiknya kamu membaca kembali dan melakukan revisi. Tujuannya, agar cerita drama bisa ditampilkan lebih baik.
.
  • r3jytxur2c.pages.dev/168
  • r3jytxur2c.pages.dev/866
  • r3jytxur2c.pages.dev/669
  • r3jytxur2c.pages.dev/468
  • r3jytxur2c.pages.dev/927
  • r3jytxur2c.pages.dev/885
  • r3jytxur2c.pages.dev/112
  • r3jytxur2c.pages.dev/385
  • r3jytxur2c.pages.dev/765
  • r3jytxur2c.pages.dev/610
  • r3jytxur2c.pages.dev/27
  • r3jytxur2c.pages.dev/878
  • r3jytxur2c.pages.dev/689
  • r3jytxur2c.pages.dev/843
  • r3jytxur2c.pages.dev/1
  • dalam menyusun atau membuat naskah kontemporer aturannya adalah