Dalamvideo kali ini Hendy dan Ellini akan kembali share mengenai kehidupan mereka disini. Seperti kita ketahui, Hendy bekerja survival disaat istrinya Ellin Kamu mau ikut suami yang akan atau sedang studi di luar negeri? Excited tentunya, bisa jadi kesempatan honeymoon kedua. Tapi jangan terlalu senang dulu ya, sebelum kamu pastikan kamu sudah menyiapkan semuanya. Ada banyak yang perlu disiapkan sebelum kamu berangkat mendampingi pasanganmu studi di luar negeri. Mulai dari mengurus Visa, mencari tempat tinggal, hingga belanja barang-barang yang perlu dibawa. Persiapan material yang demikian memang penting, tapi ada hal yang nggak kalah penting untuk kamu siapkan agar keharmonisan hidup kalian di sana tetap terjaga. Menjadi pendamping suami yang sedang studi di luar negeri itu tak semudah yang kamu kira. Penting sekali untuk memiliki pemahaman dan persiapan mental sebelum kamu pindah ke luar negeri untuk mendampingi suami. Karena jika kamu berangkat dengan mindset dan ekspektasi yang salah, maka dampaknya bisa fatal ke kehidupan rumah tangga. Sudah ada contoh pasangan-pasangan yang berpisah karena istri yang mendampingi suaminya studi salah ekspektasi. Jangan sampai ini terjadi ke kamu ya. Lalu apa saja hal yang perlu kamu pahami untuk menjaga keharmonisan rumah tangga saat mendampingi suami studi di luar negeri? Silakan simak poin-poin di bawah ini. a. Di kisah ini, suamimu tokoh utama, kamu peran pendukungnya Tujuan kamu berangkat ke luar negeri adalah untuk mendampingi pasanganmu yang akan melanjutkan studi. Tentunya kalian sepakat bahwa dengan bersama-sama, maka akan lebih baik bagi kalian berdua. Tapi yang perlu kamu pahami adalah, dalam bab kehidupan kalian yang ini, suamimu lah tokoh utamanya. Dia ada di fase yang berat, harus membagi fokus antara studi dan menjadi kepala keluarga. Studi di kampus luar negeri jelas tak sama dengan studi di universitas lokal, beban perkuliahan dan beban mental yang ditanggung lebih besar. Lain lagi jika pasanganmu harus menyambi kuliah dan bekerja di waktu yang sama. Maka peran kamu di sini sebegai pasangan adalah menyediakan support system’ baginya. Tujuan utama kamu adalah memastikan kalian melewati fase ini dengan minim drama. Untuk itu, kadang kamu perlu mengesampingkan egomu dan fokus ke apa yang suamimu butuhkan. Kamu juga harus paham jika dia tak punya banyak waktu untuk membawamu jalan-jalan, dan kalau di rumah pun dia punya banyak kerjaan. Karena kembali lagi, studi di luar negeri itu berat sekali. Oleh karena itu, sebagai pendamping yang fungsinya memberikan support, kamu harus memudahkan apa yang bisa dimudahkan, jangan justru mempersulit keadaan. Banyak-banyak bersabar, coba lebih pengertian, dan jangan mudah berkecil hati. b. Tapi, pemeran pendukung juga perlu punya story arc sendiri Meski suamimu tokoh utama dalam chapter hidup kalian saat ini, bukan berarti kamu harus total mendedikasikan seluruh jiwa raga untuk mendukungnya dan lupa memenuhi kebutuhanmu sebagai makhluk sosial juga. Justru setelah kamu selesai dengan diri sendiri lah baru kamu bisa menjadi provider support yang baik bagi suami. Jadi, di samping tugas utama menjadi pendamping suami, kamu juga perlu merawat diri. Merawat diri di sini maksudnya menjaga kesehatan jiwa dan raga. Tak hanya fisik yang fit, tapi kesehatan mental kamu juga perlu dijaga. Penting untuk punya rutinitas yang mendukungmu agar tetap produktif selagi suamimu fokus menyelesaikan studinya. Berolah raga rutin, membaca buku, menulis, atau mencoba hobi yang baru bisa membuat hari-harimu lebih penuh makna. Selain itu, jangan lupa untuk keluar dan mengeksplorasi kota, jangan hanya stay di rumah saja. Ada banyak tempat yang bisa dikunjungi di kota domisilimu yang baru. Jika kamu terbiasa bekerja sebelum ikut suami, maka kamu bisa mencari part time job kalau peraturan imigrasi mengizinkan bekerja atau volunteering opportunity yang sesuai dengan minatmu. Banyak organisasi yang mencari sukarelawan, dan ini merupakan kesempatanmu untuk bertemu orang baru yang mungkin bisa dijadikan teman. Kalau tak ingin bekerja, kamu juga bisa mendaftar kelas bahasa atau short course lainnya. Yang penting adalah kamu punya rutinitas yang memotivasi kamu untuk tetap berpikir positif dan merasa produktif. Namun, jangan sampai kamu punya terlalu banyak aktivitas sampai malah jadi tak punya waktu untuk suami ya. c. Komunikasi menjaga balance antara kamu dan dia Balance itu perlu dijaga, dan di sini komunikasi menjadi kunci. Kamu dan suami harus saling terbuka dan memiliki modus operandi rumah tangga yang disepakati bersama. Saling mengingatkan agar tak terlalu tenggelam dalam dunia masing-masing itu penting juga. Meski sama-sama sibuk, jangan lupa juga untuk menghabiskan waktu bersama. Momen tinggal di luar negeri mendampingi suami yang sedang studi bisa menjadi tantangan bagi keutuhan rumah tangga jika kamu tak membekali diri dengan persiapan mental dan penyesuaian ekspektasi. Namun, jika tantangan ini bisa kamu lalui, maka justru pengalaman hidup di luar negeri akan lebih menguatkan hubunganmu dengan suami. Dan bagaimana akhir chapter ini, yang menentukan adalah dirimu sendiri. Halpaling penting sebelum memutuskan untuk membawa keluarga tinggal bersama saat studi di luar negeri adalah: 1. Kecukupan Uang Saku Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan dalam membawa keluarga saat kuliah di luar negeri adalah faktor biaya. JAKARTA, - Analis Kepegawaian Madya Direktorat Status dan Kedudukan Kepegawaian SKK di Badan Kepegawaian Negara BKN, Ade Jajang Jatnika Wiralaksana mengatakan, bagi Pegawai Negeri Sipil PNS yang masa kerjanya telah mencapai 5 tahun berhak diberikan cuti di luar tanggungan negara CLTN. Hal ini diatur dalam Peraturan BKN Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan BKN Nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS. Pernyataan itu Jajan sampaikan saat acara Sosialisasi Layanan Status dan Kedudukan Kepegawaian Bagi Aparatur Sipil Negara ASN dengan Kabupaten Kuningan melalui virtual, Rabu 28/9/2022.Baca juga Menyikapi Wacana PNS Diganti Robot "Sesuai dengan regulasi tersebut cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan kepada PNS yang mengikuti atau mendampingi suami/istri tugas negara/tugas belajar di dalam/luar negeri dengan melampirkan syarat seperti surat penugasan atau surat perintah tugas dari pejabat yang berwenang," katanya dalam keterangan tertulis dikutip melalui laman BKN, Kamis 29/9/2022. Kedua, cuti diberikan kepada PNS yang mendampingi suami/istri bekerja di dalam/luar negeri dengan melampirkan surat keputusan atau surat penugasan/pengangkatan dalam jabatan. Ketiga, bagi PNS yang sedang menjalani program untuk mendapatkan keturunan dengan melampirkan syarat surat keterangan dokter spesialis. Keempat, PNS mendampingi anak yang berkebutuhan khusus melampirkan surat keterangan dokter spesialis. Baca juga Apa Saja Hukuman bagi PNS yang Bersikap Arogan di Jalanan? Kelima, PNS yang mendampingi suami/istri/anak yang memerlukan perawatan khusus. Keenam, PNS mendampingi merawat orang tua/mertua yang sakit/uzur dengan melampirkan surat keterangan dokter. Terakhir kata Jajang, permohonan cuti di luar tanggungan negara dapat disetujui paling lama 3 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 tahun. Ketika PNS selesai mejalankan cuti di luar tanggungan negara, wajib melapor kepada instansi secara tertulis paling lambat 1 bulan. Baca juga Daftar Gaji PNS Golongan IV Menurut Masa Kerja Tahun 2022 Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cutidi luar tanggungan negara biasa digunakan untuk menemani suami atau istri kuliah. Selama menjalani cuti di luar tanggungan negara, PNS akan dicopot dari jabatannya dan tidak akan mendapatkan hak apapun dari negara.

Jakarta - Bunda yang bekerja tentu ingin selalu mendampingi anak dalam dunia pendidikannya. Ada beberapa tips yang bisa Bunda lakukan agar tetap mengetahui perkembangan mereka, lho. Menjadi Bunda yang bekerja memang bukan hal yang mudah. Bunda tetap harus bisa menyeimbangkan urusan pekerjaan, mengurus rumah tangga, suami, serta memantau perkembangan Si Kecil. Ketika Bunda memutuskan untuk bekerja, terkadang Bunda akan lepas kendali dan kehilangan waktu bersama Si Kecil. Untuk itu, Bunda perlu membagi waktu sebaik-baiknya agar kebersamaan dengan anak tetap terpenuhi. ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Bunda bekerja tetap bisa mendampingi dan memantau perkembangan anak selama di sekolah. Namun, ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan. Menilik dari laman She Knows, ada beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk memantau perkembangan anak di sekolah meski sibuk bekerja. Berikut ini deretannya 1. Kenali guru anak Menurut seorang konsultan pendidikan, Angela Norton Tyler, kurangnya komunikasi dengan guru bisa menjadi salah satu masalah besar orang tua dalam memantau kemajuan anak. Karena itu, pastikan Bunda dan guru Si Kecil selalu berkomunikasi dengan baik. "Kurangnya komunikasi dengan guru adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi orang tua dalam memantau kemajuan pendidikan anak mereka," ungkapnya. Guru merupakan rekan Bunda dalam mendidik anak. Kalau Bunda sibuk bekerja dan sulit bertemu langsung dengan guru, Bunda bisa menghubungi mereka melalui email atau panggilan telpon. 2. Periksa tas sekolah anak Ketika waktu Bunda sudah sedikit senggang, Bunda bisa periksa tas sekolah anak. Kosongkan ranselnya di hari itu dan lihat apa yang ada di dalamnya. Buka juga buku catatan, tugas, serta pekerjaan rumah yang telah mereka kerjakan. Jika anak menerima surat edaran atau informasi lainnya, tempelkan dengan jelas di lemari belajarnya. "Bantu anak memetakan minggu ini, terutama jika ada aktivitas lain yang sedang berlangsung," saran guru di sekolah menengah, Hilary Morris. Klik baca halaman berikutnya untuk melihat tips lainnya yuk, Bunda. Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini. Saksikan lagi video tanda anak depresi jelang ujian berikut ini [GambasVideo Haibunda]
Padapertengahan tahun 2014, saya diizinkan Allah SWT untuk mengambil Cuti di Luar Tanggungan Negara (CLTN). Cuti ini saya ambil karena keinginan pribadi untuk mendampingi suami yang mendapatkan kesempatan kuliah S-3 di Australia atas beasiswa dari Australian Award Scholarship (AAS). Cuti jenis ini jarang diambil karena implikasinya berat.
Siapapun pasti ingin selalu bersama dan dekat dengan keluarga. Tak terkecuali mahasiswa berkeluarga yang melanjutkan kuliah ke luar negeri seperti saya. Dengan beragam alasan kuat, keputusan untuk membawa keluarga ke luar negeri agar bisa hidup bersama pun kami ambil. Studi ke Luar Negeri Bersama Keluarga Meskipun memerlukan beragam pertimbangan, akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk tinggal bersama di Turki. Saya, istri serta anak kami sekarang tinggal di Kota Konya Turki tempat saya melanjutkan studi doktoral sekarang. Keputusan untuk Membawa Keluarga untuk Kuliah ke Luar Negeri Saya mendapatkan beasiswa S3 dari Pemerintah Turki. Beasiswa ini mencakup biaya seluruh pendidikan, uang saku, tempat tinggal dan beragam fasilitas lainnya. Saya akan menempuh studi kurang lebih 5 tahun. Saya berangkat ke Turki pada tahun 2016. Waktu itu saya resign sebagai guru di sekolah swasta, tempat istri saya juga mengabdi sebagai guru. Setelah saya menyelesaikan pendidikan bahasa Turki selama 8 bulan, saya pun pulang untuk menjemput anak dan istri untuk tinggal bersama mereka. Keputusan ini kami ambil mengingat kalau istri sekolah, anak di rumah sendiri pun juga tak enak sama keluarga mertua. Afqa Bermain Salju di Depan Rumah Disamping itu, istri juga pulang pergi ke sekolah yang jaraknya cukup jauh. Keputusan untuk membawa keluarga untuk bisa tinggal bersama saat melanjutkan kuliah pun menjadi keputusan yang tepat. Lagi pula, sebelum mendaftar beasiswa ini, saya telah menelaah, dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan mengenai apakah mungkin membawa keluarga saat studi. Intinya dari awal saya mendaftar kuliah ke luar negeri saya sudah mempersiapkan dan memikirkan secara matang mengenai bagaimana membawa keluarga dan hidup bersama. Pertimbangan Penting Sebelum Membawa Keluarga ke Luar Negeri Hal paling penting sebelum memutuskan untuk membawa keluarga tinggal bersama saat studi di luar negeri adalah 1. Kecukupan Uang Saku Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan dalam membawa keluarga saat kuliah di luar negeri adalah faktor biaya. Pastikan uang studi, beasiswa atau sumber keuangan untuk kuliah tersebut bisa cukup digunakan untuk biaya hidup keluarga. Arti cukup disini berarti cukup untuk hidup sehari-hari, biaya makan, sewa rumah, biaya listrik, air, internet, gas, transportasi dan kebutuhan lainnya. Untuk biaya tahunan, biasanya ada biaya asuransi, biaya perpanjang ijin tinggal, dan rincian lainnya. Biaya yang tak kalah penting adalah akomodasi dan hiburan, misalnya untuk sekedar jalan-jalan atau sesekali makan di tempat yang menyenangkan seperti pusat kota. Foto di samping Altındağ Camii Ankara Turki Jangan lupa untuk memperhitungkan studi atau sekolah anak jika sudah waktunya. Beberapa negara menggratiskan studi bagi anak, namun ada juga yang berbayar. Pikirkan secara matang dan hitung keuangan apakah cukup untuk memenuhi kebutuan tersebut. Jika dirasa sudah cukup, maka tinggal memutuskan. Jika dirasa kurang cukup, maka cari jalan keluarnya. Kalau mau beruaha InsyaAllah pasti ada jalan. 2. Keadaan Anggota Keluarga Biasanya faktor yang menghambat untuk membawa keluarga kuliah di luar negeri adalah keadaan anggota keluarga. Biasanya si istri sibuk dalam pekerjaan, mendapatkan pekerjaan atau tugas yang tidak bisa ditinggalkan. Bisa jadi suami atau istri adalah pegawai negeri, atau memiliki tanggungjawab yang tak bisa ditinggalkan. Misalnya lagi ada orang tua yang harus ditemani. Waktu itu saya dan istri juga sempat memikirkan hal ini, mengingat istri juga sudah bekerja sebagai guru. Namun karena pertimbangan untuk tinggal bersama lebih kuat, jadi akhirnya kita memutuskan untuk tinggal bersama. 3. Rencana Kegiatan Saat Berada di Luar Negeri Hal ini penting karena bisa jadi negara tempat kita studi jauh dari kampung asal. Jadi kita bersama keluarga bakalan tinggal lama di luar negeri. Perlu kita pikirkan juga kegiatan saat berada di luar negeri untuk suami atau istri yang mendampingi, agar tidak jenuh atau mengalami homesickness. Saat istri dan anak sudah tinggal bersama saya di Turki, saya mencarikan les bahasa Turki untuk istri. Juga guru mengaji al-Quran karena istri saya hafal al-Quran. Butuh guru yang bisa dijadikan untuk mengulang-ulang hafalan. Untuk anak juga jangan lupa. Jika sudah saatnya sekolah, hendaknya dicarikan sekolah agar bisa mengikuti pendidikan sesuai usianya di luar negeri. Menjemput Keluarga Dan Kembali ke Luar Negeri Setelah sepakat dan setuju dengan keputusan untuk kuliah bersama keluarga di luar negeri, saya pun pulang ke Indonesia pada tahun 2017 untuk menjemput keluarga. Di Indonesia saya mempersiapkan beragam hal penting meliputi 1. Dokumen-dokumen Mempersiapkan dokumen-dokumen yang menjadi persyaratan untuk tinggal di luar negeri, mulai visa, akta nikah, kelahiran dan beragam dokumen penting lainnya. Semua dokumen tersebut dikumpulkan, dilist dan kami bawa semua. 2. Obat-obatan Jangan lupa untuk melengkapi obat yang menjadi kebutuhan keluarga di luar negeri. Kalau anak butuh vaksin hendaknya dilengkapi dahulu. Juga konsultasi dengan dokter bila perlu. Untuk anak, beberapa obat yang mungkin harus dibawa adalah paracetamol, obat flu dan batuk, obat cacing, vitamin dan penambah nafsu makan. Juga bisa membawa obat kompres untuk panas anak. Untuk anggota keluarga dewasa, bisa membawa obat flu dan batuk, obat masuk angin, obat gosok cair, obat mabuk perjalanan, obat panas dalam. Penting untuk membawa obat sesuai penyakit jika anggota keluarga memiliki penyakit tertentu, misalnya maag atau mudah mencret. 3. Barang atau Makanan Makanan di luar negeri tempat untuk studi bisa jadi berbeda dengan makanan Indonesia. Membawa makanan kesukaan dari Indonesia adalah langkah tepat untuk bisa beradaptasi dengan makanan di luar negeri. Bisa jadi anda suka sambal, mie instan, bumbu-bumbu, dan lain sebagainya. 4. Persyaratan dan Prosedur untuk Tinggal di Luar Negeri Misalnya pembuatan visa yang membutuhkan beragam dokumen identitas, juga dokumen buku bank, ittenary tiket, asuransi perjalanan, dan beragam persyaratan lainnya. Hal ini berguna untuk proses ijin tinggal di Turki untuk keluarga. Setelah Tiba Di Luar Negeri Segera urus kewajiban-kewajiban penting yang menyangkut ijin tinggal atau kebutuhan tinggal bersama keluarga di luar negeri. Berikut rincian hal yang saya lakukan setelah membawa keluarga di Turki 1. Lapor diri ke KBRI Bisa dibilang wajib hukumnya bagi orang Indonesia yang tinggal di luar negeri untuk lapor diri ke Kedubes RI. Hal ini berguna jika terjadi hal-hal darurat, pihak Kedubes bisa bertindak dengan menghubungi keluarga, atau melakukan tindakan-tindakan bantuan tertentu. 2. Mengurus Ijin Tinggal Ijin tinggal di Turki harus dilakukan sebelum visa habis. Setelah mengurus ijin tinggal akan diberi kartu Ikamet atau kartu ijin tinggal dengan tenggang waktu sesuai tertentu. 3. Kenalkan Keluarga Dengan Penduduk Indonesia Di Luar Negeri Biasanya ada perkumpulan penduduk Indonesia atau pelajar di Indonesia di luar negeri. Dan pastinya akan ada kegiatan kumpul bareng. Di situlah saya mengenalkan keluarga kepada para teman diluar negeri karena kita adalah satu keluarga besar penduduk Indonesia yang tinggal di Turki. Tempat tinggal kami di Konya saat ini, ada kurang lebih 30 pelajar Indonesia. Juga ada orang Indonesia yang menikah dengan orang Turki. Setiap beberapa waktu kami mengadakan acara, kumpul bersama dan makan-makan. Kami juga punya kegiatan sendiri yang tergabung dalam masyarakat Nahdlatul Ulama di Turki. Setiap bulan kita mengadakan kegiatan rutin dengan kumpul bersama di rumah, masak-masak, ngobrol dan ramah tamah. Itulah beberapa pengalaman tentang membawa keluarga untuk tinggal bersama saat melanjutkan studi ke luar negeri. Jika ada pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar.
Diaada di fase yang berat, harus membagi fokus antara studi dan menjadi kepala keluarga. Studi di kampus luar negeri jelas tak sama dengan studi di universitas lokal, beban perkuliahan dan beban mental yang ditanggung lebih besar. Lain lagi jika pasanganmu harus menyambi kuliah dan bekerja di waktu yang sama. Maka peran kamu di sini sebegai Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ada banyak alasan yang menyebabkan satu keluarga harus mengalami relokasi, baik ke lain kota maupun negara yang berbeda. Dari banyak alasan, dua yang paling lazim adalah tuntutan pekerjaan dan studi salah satu pasangan atau keduanya. Seringkali istri atau suami haru menginggalkan karirnya untuk mendukung pasangannya. Bagi saya, berat untuk meninggalkan karir yang telah dibangun lama di Indonesia dan memulai hidup yang baru di negeri orang. Pemikiran bahwa saya akan kehilangan keterampilan bekerja atau menjadi tidak produktif lagi cukup menakutkan, dan saya pikir saya tidak sendiri dalam hal ini. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi tips untuk para istri atau suami, yang dengan setia menemani pasangannya belajar / bertugas, agar tetap produktif di tempat baru. Dengan tetap produktif, maka hidup pun menjadi lebih bersemangat dan dapat lebih membawa manfaat bagi orang lain. Sebelum menikah, saya dan suami sepakat bahwa kami akan saling mendukung satu sama lain dalam berkarya dan bahwasannya kami adalah satu tim untuk mencapai tujuan yang sama. Jadi ketika kami tau bahwa suami akan ditugaskan untuk studi di mancanegara, maka kami pun sudah merencanakan apa yang akan saya lakukan ketika mendampingi suami. Tapi itu dulu sebelum kami berangkat... Tentu saja, seperti hal-hal lain yang sudah direncanakan, perubahan datang tak diduga. Masa studi suami yang diperkirakan hanya akan berlangsung selama satu setengah tahun ternyata diperpanjang karena dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Di satu sisi kami bersyukur karena kesempatan ini merupakan tanggung jawab sekaligus hak istimewa, di sisi lain saya harus memikirkan kegiatan yang dapat saya lakukan di beberapa tahun berikutya. Setelah melalui masa berpikir keras tetang apa yang saja yang ingin saya lakukan dan mulai melakukannnya, akhirnya saya muai terbiasa dengan ritme hidup saya yang baru. Berikut ini saya ingin berbagi ide tentang lima aktifitas yang telah, sedang dan mungkin akan saya lakukan selama mendampingi suami. 1. Sekolah lagi. Sebelum berangkat, saya dan suami sudah sama-sama melamar ke beberapa universitas di negara yang sama. Akhirnya kami sama-sama diterima tetapi di dua negara bagian yang berbeda. Alhasil, kami harus tinggal berjauhan selama masa studi kami. Class of 2010 Memang tidak semua pasangan dapat melakukan hal ini, terutama jika sudah dikaruniai anak. Kebetulan kami masih berdua saja selama studi berlangsung. Di lain sisi, saya mengetahui ada beberapa pasangan lain yang sudah memiliki anak tapi dua-duanya bisa bersekolah lagi. Jadi, adanya anak bukan menjadi halangan, hanya dituntut untuk kerja lebih keras pastinya. Selain kuliah dalam bentuk formal, ada banyak program sertifikasi yang bisa ditempuh yang tentunya lebih flexible dan terjangkau. Sertifikat ini tentu akan memberi nilai tambah pada resume jika kelak akan kembali bekerja di Indonesia. 2. Menulis. Seringkali kuliah bukan merupakan pilihan karena biaya beasiswa tidak selalu tersedia dan anak yang membutuhkan perhatian penuh. Perlu diingat, bahwa pilihan untuk merawat anak sepenuhnya tanpa bantuan day-care adalah pilihan yang mulia dan masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersamaan dengan pilihan ini. Salah satu aktifitas yang bisa dilakukan adalah menulis! Mengapa menulis? Proyek sederhana menulis buku profil beasiswa yang membiayai studi saya di Boston - Berbagi pemikiran dan ilmu. Tulisan adalah salah satu bentuk media pendidikan. Tulisan yang baik dapat terus mempengaruhi dan mengubah hidup pembacanya sekalipun penulisnya telah lama tiada contohnya Paulo Freire, Lewis, Pramoedya Ananta Toer, dan masih banyak lagi. Hampir semua istri atau suami yang saya kenal dan sedang mendampingi pasangannya hidup di mancanegara adalah seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi di bidangnya masing-masing. Menurut saya, latar belakang pendidikan yang kita mliki tidak hanya berfungsi untuk memberikan pilihan hidup yang lebih baik tapi yang terutama diikuti dengan tanggung jawab untuk berbagi. Saya setuju dengan Marian Wright Edelman, pendiri organisasi Children's Defense Fund, yang mengatakan bahwa "education is for improving the lives of others and for leaving your community and world better than you found it." Jadi, melalui tulisan, kita yang sudah menikmati pendidikan, dapat memenuhi amanat untuk berbagi dan membuat dunia ini lebih baik dari sebelumnya. - Mengasah keterampilan berpikir. Saya bangga sekali menjadi orang Indonesia. Namun saya juga mengakui ada banyak kelemahan masyarakat Indonesia yang salah satunya adalah mudah termakan issue dan hasutan baca provokasi. Warisan budaya menghafal dalam sistem pendidikan Indonesia menghasilkan lulusan yang kurang pandai berpikir mandiri dan mudah termakan omongan orang lain. Berpikir adalah sebuah keterampilan yang harus diasah. Dengan menulis, seseorang dilatih untuk berpikir secara sistematis dalam rangka membuat tulisannya mudah diikuti, membangun argumen yang didukung oleh bukti dan berbagai pemikiran yang sudah ada, dan merefleksikan atau meninjau kembali pemikirannya berulang kali untuk melihat kesahihannya. Maka tidak heran jika seorang penulis yang baik biasanya akan menjadi seorang pembicara yang baik karena ia terbiasa berargumen dan berpikir dalam tulisannya. - Mewarisi kebiasaan yang baik kepada generasi penerus. Ada satu pengajaran bijaksana yang mengatakan bahwa anak-anak kita belajar lebih banyak dari melihat perbuatan kita daripada dari mendengar perkataan kita. Alangkah indahnya jika Indonesia dipenuhi oleh generasi produktif yang gemar berpikir dan menghasilkan karya. Namun, tidak ada generasi yang dapat menjadi produktif tanpa gemar membaca dan menulis; dan jika ingin membangun suatu generasi yang gemar membaca dan menulis, maka tidak ada cara yang lebih baik daripada dengan menjadi teladan dalam membaca dan menulis. 3. Belajar bahasa dan budaya. Bukan rahasia bahwa kunci kesuksesan belajar bahasa asing adalah praktik yang terus menerus dan sebisa mungkin berlatih dengan native speaker. Nah, dengan tinggal di negara asing kesempatan untuk melakukan hal tersebut berlimpah ruah Tidak ada kesempatan belajar yang lebih baik dari tinggal di negara asal sang native speaker. Jika seseorang memiliki minat belajar yang tinggi dan ingin belajar lebih dari satu bahasa asing, maka tidak sulit untuk melakukannya. Contohnya saya yang saat ini tinggal di Amerika memiliki akses untuk belajar bahasa Spanyol, Cina, Jepang, dll, dengan biaya yang terjangkau. Di kota tempat saya tinggal terdapat berbagai lembaga yang menyediakan jasa belajar bahasa asing dengan biaya minimum, seperti Davis Adult School dan International House Davis lembaga nirlaba yang mempromosikan interaksi dan pertukaran lintas budaya. Perayaan Tahun Baru Cina di kompleks apartment Hal yang sama juga berlaku jika ingin belajar berbagai budaya bangsa lain. Kebetulan saya dan keluarga tinggal di Student Housing, yaitu kompleks apartment khusus untuk mahasiswa paskasarjana yang sudah berkeluarga. Kompleks ini ditinggali oleh keluarga mahasiswa dari berbagai negara dan memiliki asosiasi yang cukup aktif mengadakan kegiatan bagi warganya, seperti kegiatan memasak bersama, perayaan Tahun Baru Cina, Pizza Night, dll. Alhasil saya bertemu dengan keluarga-keluarga dari berbagai negara dan dapat belajar sedikit-sedikit mengenai budaya dan kebiasaan mereka. Biasanya kesempatan belajar budaya ini dapat ditemui di lingkungan tempat tinggal, di sekolah anak / melalu teman sekolah suami, institusi keagamaan, atau organisasi lain yang kita pilih untuk menjadi bagian di dalamnya. Jangan lupa siapkan souvenir kecil tentang Indonesia sambil promosi negara tercinta . 4. Belajar berbagai keterampilan. Belajar masakan Italia Teman-teman 'seperjuangan' saya banyak sekali yang aktif belajar keterampilan baru selama mendampingi pasangannya. Mulai dari belajar seni scrapbook, quilting, memasak, dan masih banyak lagi. Lebih hebatnya lagi, setelah kembali ke tanah air mereka menggunakan keterampilan barunya untuk dibagikan ke orang lain. 5. Volunteer, magang atau bekerja. Kesempatan magang atau bekerja seorang pendamping pelajar seperti saya sangat tergantung pada jenis visa yang saya miliki. Kalau status pasangan saya F1, maka saya akan menggunakan F2. Jika pasangan saya menggunakan J1, maka saya akan menggunakan visa J2. Beda yang paling nyata antara kedua visa tersebut adalah jika saya menggunakan visa J2 maka saya dapat bekerja atau magang selama masa tinggal. Perbedaan lebih lengkap mengenai kelebihan dan masing-masing bisa dilihat di dua laman berikut F2 dan J2. Tentunya penjelasan ini sangat terbatas untuk negara Amerika karena saat ini saya berdomisili di Amerika. Salah satu kegiatan kelompok ketika magang di sebuah NGO di Boston Satu dari tiga hal yang saya sebutkan pada poin ini dapat dilakukan tanpa tergantung pada visa yang dimiliki adalah volunteer atau kerja suka rela. Ada banyak lembaga kemanusiaan atau nirlaba di negara tujuan yang terbuka untuk menerima volunteer. Walaupun tidak menerima bayaran, tapi kegiatan volunteer ini bernilai lebih dari sekedar uang. Pertama, dengan volunteer seseorang memenuhi hakikatnya sebagai manusia untuk saling menolong satu sama lain. Kedua, seseorang akan dapat banyak pelajaran berharga mengenai tata kelola suatu organisasi, menambah teman, mengasah keterampilan sosial dan bahasa, dan kalaupun tidak ada manfaat lain setidaknya satu hal saya jamin pasti didapat, yaitu kesenangan murni dari membagi hidup dengan orang lain. Lima poin di atas hanya sebagian kecil dari kegiatan yang bisa dilakukan. Tidak banyak orang Indonesia yang memiliki kesempatan merasakan tinggal di negeri orang. Alangkah baiknya jika kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengembangkan diri dan kemudian membagikan ilmu yang didapat dengan orang lain. Lihat Lyfe Selengkapnya SoMoms, tidak ada yang perlu ditakutkan atau diragukan lagi ketika harus mendampingi pasangan tugas atau pun kuliah di luar negeri kemudia hamil dan melahirkan di sana. Karena ternyata bayak gampangnya. Makasih Mba Ade sudah mau berbagi banyak, terus berkarya ^_^
- Arumi Bachsin rela meninggalkan dunia keartisan usai menikah dengan Emil Dardak. Kini ia pun menikmati kegiatannya menjadi seorang Ibu dan istri dari pejabat daerah. Emil Dardak, diketahui saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur sejak 13 Februari 2019. • Istri Marcell Darwin Bagikan Potret Maternity 9 Bulan, Beri Respon saat Dikomentari Terlalu Vulgar • Pemeran Tisna Mengundurkan Diri Tinggalkan Ojak dan Pur di Tukang Ojek Pengkolan, Begini Rating TOP Karier Emil Dardak di politik terbilang moncer sejak menikahi Arumi Bachsin. Arumi Bachsin dan Emil Dardak Sebelum jadi Wagub, Emil pernah menjabat sebagai Bupati Trenggalek sejak 17 Februari 2016 hingga 12 Februari 2019. Emil sendiri bukanlah pria yang berasal dari keluarga sembarangan. Emil merupakan cucu H. Mochamad Dardak, salah satu kyai Nahdlatul Ulama. Ayahnya adalah Hermanto Dardak, Wakil Menteri Pekerjaan Umum periode tahun 2010-2014. Sementara ibunya bernama Sri Widayati. Dari sang ibu mengalir darah Letjen Anumerta Wiloejo Poespojudo, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional pertama di era Presiden Soekarno. BACA SELENGKAPNYA ======>>>>>
Disela-sela program orientasi persiapan kuliah di Northern Illinois University, dan insomnia berat karena jetlag saya menyempatkan diri membuatkan video proses keberangkatan saya ke Amerika Serikat. Video ini adalah tribute untuk wanita super yang sudah mendampingi saya selama 7 tahun ini. Terima kasih atas pengertian dan ketegarannya.
Menikah bukanlah penghalang untuk melanjutkan impian. Malah sebenarnya jadi ada pasangan yang bisa mendukung kita mengejar impian itu, menemani dalam suka dan dukanya tsaaah. Begitu pula dalam mencari beasiswa. Pengalaman saya saat mencari beasiswa saat belum menikah dulu, dibanding dengan suami yang cari beasiswa setelah menikah dan punya anak, tentu saja saat saya cari beasiswa, mayoritas hal saya kerjakan sendiri. Tetap ada diskusi dengan Pak Evan juga sih waktu itu walau belum menikah, tapi yaa tetap saja kebanyakan diusahakan sendiri. Tidak begitu masalah sih, karena saat itu fokus saya kan “cuma” menyelesaikan kuliah dan mencari juga Kuliah S2 di Jepang dengan Beasiswa Monbukagakusho MEXTSetelah menikah, tentunya tanggung jawab, fokus, dan yang mesti dipikirkan jadi bertambah. Apalagi kalau sambil mengurus anak dan bekerja. Saya ga tahu ya orang lain gimana, tapi sepengamatan saya terhadap suami, suami susah banget untuk benar-benar fokus hanya ke mencari beasiswa ketika ada anak yang mesti ditemenin main, ada kerjaan yang mesti diselesaikan, ada finansial keluarga yang mesti dipikirkan, ada masa depan bersama yang mesti direncanakan, juga Mencari Beasiswa Luar Negeri, “Tidak Semudah Itu Ferguso!”Di situlah kita bisa berperan untuk mendampingi, membantu pasangan untuk tetap on track mengejar apa yang dicita-citakan. Dalam semua aspek sih pastinya ya, kita kudu saling support. Kali ini saya fokus ke bahasan apa aja sih yang bisa kita bantu jika suami/istri mau mencari beasiswa luar negeri. Langsung saja ya ke Mencarikan Info BeasiswaMencatat dan Mengingatkan Tanggal-Tanggal PentingMembantu Mencarikan Kampus dan Jurusan yang SesuaiMendiskusikan Esai dan Rencana StudiMengecek Ulang Pendaftaran Sebelum Dikirim Mendampingi dalam Suka dan DukaMendoakan yang TerbaikMembantu Mencarikan Info BeasiswaBeasiswa luar negeri itu sesungguhnya ada banyak sekali, infonya banyak di internet. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa untuk browsing serta memahami persyaratan dan proses seleksi beasiswanya butuh waktu. Di sinilah kita bisa banget yang biasa dicari adalah batas waktu pendaftaran beasiswa dan syarat-syarat pendaftarannya. Dari syarat pendaftaran itu nanti bisa di-breakdown lagi apa saja yang mesti disiapkan. Misal butuh TOEFL/IELTS, berarti mesti punya dulu sebelum bisa dan Mengingatkan Tanggal-Tanggal PentingTanggal paling penting tentunya batas pendaftaran beasiswa ya, karena kalau kelewat ya ga bakal diterima, hehe. Tiap beasiswa beda-beda batas waktu pendaftarannya, oleh karena itu penting banget untuk diingat. Saat banyak banget yang dikerjakan, orang biasanya gampang lupa apalagi kalau pikirannya tidak sedang fokus di situ. Karena itu kita bisa bantu pasangan, menjadi reminder untuknya bahwa tanggal sekian pendaftaran beasiswa tanggal batas pendaftaran, biasanya juga ada info tanggal-tanggal tahapan seleksinya. Ini kalau ga diingat sih ga apa-apa juga, karena kalau udah daftar, pengumuman-pengumuman berikutnya biasanya dikirimkan juga ke email. Tapi bagus juga diperhatikan biar tahu kira-kira mesti menunggu pengumuman sampai kapan, Mencarikan Kampus dan Jurusan yang SesuaiKalau sudah ada kampus dan jurusan yang diincar biasanya ga butuh lagi ya browsing soal ini. Tapi dalam kasus suami saya dulu, beberapa kali saya bantu browsing cari kampus dan jurusan yang kira-kira sesuai dengan minat suami. Mungkin karena jurusan yang dipengen suami itu ga banyak pilihannya. Yang beliau minati itu paling bagus memang di UK katanya, tapi saat ga ada jalannya ke sana, tidak ada salahnya mencoba mencari jalan lain ye tahu jurusan yang sesuai gimana? Untuk yang kuliahnya course based, coba aja baca kurikulumnya, biasanya ada sih di website kampus. Untuk yang research based seperti di Jepang, biasanya fokus pencarian lebih ke lab atau profesor yang bidang risetnya cocok ya. Jadi baca-baca aja website labnya, topik risetnya tentang apa aja, dll., nanti jurusan dan kampus tinggal ngikut ke setelah browsing saya simpen aja semua link-nya, trus kasih ke suami, suami tinggal filter lagi mana yang menurutnya benar-benar cocok. Suami jadi hemat waktu Esai dan Rencana StudiBingung cari kata yang lebih tepat dibanding “mendiskusikan”, haha. Seperti yang saya tulis di tulisan sebelumnya, esai dan rencana studi biasanya jadi komponen penting dalam seleksi beasiswa. Isinya mesti ngena dan tepat sasaran. Bagian ini tentunya si pencari beasiswanya sendiri yang menulis yaa. Tapi sebagai pasangan, kita bisa bantu baca, cek, dan kasih pendapat terhadap apa yang sudah ditulis itu. Kalau pengetahuan akan grammar-nya bagus, pas baca bisa sekalian bantu cek grammar-nya. Minimal banget cek apakah ada typo atau punya latar belakang bidang keilmuan yang sama, biasanya lebih gampang ya diskusinya. Kalau saya dan suami, karena bidang keilmuannya beda banget, jadi saya cuma bisa kasih pendapat apakah esainya sudah menjawab apa yang diminta. Di luar itu ga bisa kasih masukan lagi, Ulang Pendaftaran Sebelum Dikirim Kelengkapan persyaratan itu penting banget, kalau ga lengkap bisa aja lho ga lolos walau yang lainnya OK banget. Saat ini kebanyakan seleksi awal beasiswa itu dilakukan secara online dan itu lumayan banget form yang mesti diisi. Kalau dicek sendiri biasanya perasaan bilang semuanya sudah OK. Tapi kalau ada yang bantu cek, kadang ada aja ketemu yang mengganjal, entah itu typo atau salah entri data eaaaa keyword banget ini ya sekarang wkwk.Dulu suami tiap mau submit pendaftaran beasiswa pasti minta sambil ditemenin. Biasanya kami tunggu Akas tidur dulu biar lebih tenang. Trus dicek lagi deh formnya dari awal, apakah isinya sudah benar. Setelah dirasa lengkap semua, barulah baca bismillah dan klik tombol “Submit”-nya, dalam Suka dan DukaTsaaah, ini general banget istilahnya, mencari beasiswa, tak jarang kita bakal gagal dulu, ga lolos dulu. Suami saya dulu gagal berkali-kali hingga akhirnya berhasil. Saat gagal itu, pastilah ada perasaan sedih, down, putus asa, dll. Di sanalah peran pasangan menemani, mendampingi, dan menguatkan. Saat sudah berhasil, alhamdulillah. Ingatkan juga untuk bersyukur, karena semuanya tidak akan terjadi tanpa yang TerbaikIni kayaknya ga perlu dijelasin lagi lah ya, udah jelas, huehe. Saya juga bingung mau nulis apa, wkwk. Intinya yaa tiap usaha mesti dibarengi doa ya.—Sekian tulisan kali ini. Itu sih hal-hal yang kepikiran saat ini jika mau bantu pasangan mencari beasiswa luar negeri. Buibu pakbapak ada yang suami/istrinya lagi cari beasiswa juga? Bisa bantu apa lagi yaa?Salam,
Mendampingisuami tugas di KBRI Tokyo (2003-2006) dan KBRI Sydney (2009-2013). Suka membaca, menulis dan traveling. Tulisannya pernah dimuat dimajalah Kartini dan Kompasiana. Motivasi menulis sebenarnya ingin menjawab pertanyaan teman-teman tentang kehidupan saat mendampingi suami dan ingin berbagi cerita selama mendampingi suami tugas di luar potret keluarga Bella Saphira dan Eko Patrio Setiap jenjang pendidikan akan dilalui dengan penuh rintangan dan perjuangan. Termasuk saat seorang anak sudah menuju dewasaan dan bersiap menjadi seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan di bangku kuliah. Momen lulus Sekolah Menengah Atas SMA menjadi sangat mengharukan, karena perjuangan akan lebih berat di masa mendatang. Seperti beberapa anak seleb di bawah ini yang dinyatakan lulus dari bangku SMA pada tahun 2023 bawah ini beberapa momen saat para anak seleb lulus SMA di tahun 2023 ini. Semua pun tengah bersiap masuk ke perguruan tinggi. Ada pula yang sudah diterima di kampus impiannya. Siapa saja dan seperti apa potret kelulusannya?1. Putra kedua Wishnutama dengan Wina Natalia, Sultan Saladyne Tama baru saja lulus SMA di Sekolah Global Mandiri. Siap susul kakak ke luar negeri?potret keluarga Wishnutama 2. Mahija Nathaniel putra pertama Amara dan Frans Lingua juga lulus SMA tahun 2023. Ia pun sudah diterima di Universitas Indonesia jalur undangan, lho!potret Amara dan buah hati 3. Salah satu putra kembarnya, Tengku Omar baru saja lulus SMA kesetaraan paket C. Dengan keistimewaannya ini, Omar membuat bangga keluargapotret keluarga Cindy Fatikasari 4. Nur Amalia, putri sulung Ussy baru saja dinyatakan lulus SMA. Ia bahkan sudah diterima jurusan kedokteran hewan di Institut Pertanian Bogorpotret keluarga Ussy Sulistiawaty Baca Juga 15 Anak Artis Genap Berusia 10 Tahun di 2023, ada Anak Marshanda! 5. Bersama sang suami dan putri keduanya, Meisya Siregar menghadiri acara wisuda SMA putri pertamanya Lyrics Syabila Mu Saqeena. Siap kuliah, nih!potret keluarga Meisya Siregar 6. Cannavaro Adrevi Putra Purnomo yang sekolah di Singapore International School baru saja lulus SMA. Ia kini bersiap menjadi mahasiswa seperti kedua kakaknyapotret keluarga Eko Patrio 7. Meski bukan putri kandung, Bella Saphira menghadiri kelulusan SMA sang putri sambung. Diandra Minunet lulus dari SMA Taruna Magelang. Penerus sang ayah!potret keluarga Bella Saphira 8. Aksa Uyun Dananjaya kedua dari kiri, baru saja dinyatakan lulus SMA. Putra sulung Soimah ini memiliki paras rupawan dengan tubuh yang tegappotret keluarga Soimah 9. Tak banyak foto yang diunggah tentang kelulusan sang buah hati. Namun, Ariel juga menghadiri acara wisuda SMA Alleia. Alleia siap jadi mahasiswi!potret Ariel dan Alleia Itulah beberapa momen anak seleb saat lulus SMA di tahun 2023 ini. Salah satu kebanggaan orangtua adalah dapat mengantarkan anaknya bersekolah ke tempat terbaik dan sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Baca Juga 9 Artis yang Nikahi Non Artis di 2023, Terbaru Memes Prameswari IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Sudahbikin sakit kepala ini. Sehingga seizin suami saya ingin kuliah lagi, agar punya ilmu yang bermanfaat dalam mendidik Lala ataupun anak-anak gifted lainnya," ungkap Patricia atas pergolakan batin yang terjadi saat itu. Akhirnya setahun setelah Lala mulai kuliah, Patricia mendaftar dan diterima di S2 Pendidikan Luar Biasa UNY angkatan 2016.
Tertarik untuk kuliah di luar negeri? Prospek karir yang baik sekaligus jaringan pertemanan internasional adalah dua dari banyak hal menarik yang mampu Anda raih saat kuliah di luar negeri. Kuliah di luar negeri adalah keputusan besar. Pastinya Anda ingin mendapatkan persiapan yang matang sebelum melanjutkan pendidikan jauh dari rumah. Ikuti program pra kuliah di luar negeri di negara tujuan pilihan Anda dimana kami menjamin 100% Penerimaan di universitas partner kami yang lebih dari 250 universitas di seluruh dunia.
.
  • r3jytxur2c.pages.dev/483
  • r3jytxur2c.pages.dev/424
  • r3jytxur2c.pages.dev/28
  • r3jytxur2c.pages.dev/474
  • r3jytxur2c.pages.dev/668
  • r3jytxur2c.pages.dev/950
  • r3jytxur2c.pages.dev/332
  • r3jytxur2c.pages.dev/438
  • r3jytxur2c.pages.dev/338
  • r3jytxur2c.pages.dev/873
  • r3jytxur2c.pages.dev/261
  • r3jytxur2c.pages.dev/798
  • r3jytxur2c.pages.dev/916
  • r3jytxur2c.pages.dev/274
  • r3jytxur2c.pages.dev/108
  • mendampingi suami kuliah di luar negeri